Sabtu, 28 April 2012

makalah depresi post partum & askebnya

MAKALAH
DEPRESI POST PARTUM  
MATA KULIAH PELAYANAN KB
Dosen Pembimbing : Agus Lamadiani, SST





Disusun Oleh :
Kelompok V / Kelas C / Semester IV
Nama kelompok :
·         Fitri Rahmawati
·         Milsa Emy .I
·         Mira Agustina
·         Siti  Nur’Aini
·         Yuliani
·         Yulita Anugerahni

AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RAYA
PALANGKARAYA
2012 / 2013


KATA PENGANTAR

Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, penyusun bersyukur dan berterima kasih, karena penyertaan-Nya penuyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat dikemudian harinya sebagai sumber informasi bagi banyak orang.
   Dalam penyelesaian makalah ini, penyusun banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan, walaupun masih banyak kekurangannya. Jika terjadi kekeliruan didalam makalah ini penyusun mohon maaf sebesar-besarnya. Atas perhatiannya penyusun mengucapkan terima kasih.


Palangka Raya,              April 2012

                                                                                                      Penyusun









DAFTAR ISI
                                                                                                                        Halaman

KATA PENGANTAR  ........................................................................................ i
DAFTAR ISI  ....................................................................................................... ii
I.              Pendahuluan................................................................................................ 1
1.1         Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2         Tujuan ................................................................................................. 1

II.           TinjauanTeori............................................................................................... 2
2.1. Adaptasi psikologi masa nifas........................................................         2
2.2.Depresi pasca persalinan...................................................................        3
2.2.1.      Faktor-faktor yang menyebabkan depresi post partum..........       3
2.2.2.      Gejala-gejala depresi post partum..........................................       4
2.2.3.      Faktor resiko...........................................................................       6
2.3.Diagnosis depresi pasca natal...........................................................        6
2.3.1.      Kadar hormon.........................................................................       6
2.3.2.      Pemeriksaan pasca natal.........................................................       6
2.4.Merawat depresi................................................................................       6
2.4.1.      Terapi obat..............................................................................       7
2.4.2.      Terapi hormon.........................................................................      7
2.4.3.      Dukungan medis.....................................................................       7
2.4.4.      Pemulihan...............................................................................       7
2.4.5.      Strategi pencegahan................................................................       7
Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan depresi post partum
 terhadap Ny. Y umur 21 tahun di BPS sehat sentosa palangka raya.......      8
catatan perkembangan 28 hari setelah persalinan....................................      13
catatan perkembangan 33 hari setelah persalinan....................................      14
catatan perkembangan 3 minggu setelah persalinan................................      15

III.       Penutup...... ............................................................................................    16
3.1 Kesimpulan....................................................................................    16

DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Sebagian perempuan menganggap bahwa masa–masa setelah melahirkan adalah masa–masa sulit yang akan menyebabkan mereka mengalami tekanan secara emosional. Gangguan–gangguan psikologis yang muncul akan mengurangi kebahagiaan yang dirasakan, dan sedikit banyak mempengaruhi hubungan anak dan ibu dikemudian hari. Hal ini bisa muncul dalam durasi yang sangat singkat atau berupa serangan yang sangat berat 1qselama berbulan–bulan atau bertahun – tahun lamanya
Setelah melahirkan, banyak wanita memiliki suasana hati yang berubah-ubah. Mereka mungkin merasa bahagia di satu saat, kemudian sedih saat berikutnya. Beberapa wanita juga dapat kehilangan nafsu makan mereka, menderita masalah tidur, dan merasa sedih. Tapi, gejala ini seringkali disebabkan oleh “baby blues” – kondisi temporer yang dialami 50-80% wanita setelah melahirkan. Jika Anda tidak merasa lebih baik setelah seminggu atau lebih, Anda mungkin mengalami apa yang disebut sebagai depresi postpartum (depresi pasca melahirkan). Depresi postpartum memengaruhi sekitar 10-15% wanita setelah melahirkan.



1.2.  Tujuan
1.2.1.      Mengetahui apa itu gangguan psikologi post partum.
1.2.2.      Mengetahui apa saja gangguan psikologi post partum
1.2.3.       Mengetahui penyebab gangguan psikologi post partum.
1.2.4.       Mengetahui gejala pada gangguan psikologi post partum.
1.2.5.       Mengetahui gambaran klinis gangguan psikologi post partum.
1.2.6.       Mengetahui pencegahan gangguan psikologi post partum.
1.2.7.       Mengetahui bagaimana penanganan gangguan psikologi post partum.





BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1.         Adaptasi Psikologis Masa Nifas
Masa nifas merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupan ibu dan bayi, diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Dengan pemantauan dan asuhan yang dilakukan pada ibu dan bayi pada masa nifas diharapkan dapat mencegah atau bahkan menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Perubahan psikologis mempunyai peranan yang sangat penting. Pada masa ini, ibu nifas menjadi sangat sensitive, sehingga diperlukan pengertian dari keluarga-keluarga terdekat. Peran bidan sangat dalam hal memberi pengarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologis.
1.      Proses adaptasi psikologis ibu pada masa nifas
Perubahan psikologis normal karena kelahiran anak yang berarti dan bermakna, sehingga timbul perubahan sikap dari ibu dan keluarga terhadap bayinya. Ibu menjadi lebih sensitif.
2.      Masa transisi pada post partum, yang harus diperhatikan adalah:
a.       Phase Honeymoon
v  Ikatan kasih (Bonding dan attachment)

b.       Phase pada masa nifas
v  Phase “Taking in”
v  Phase “Taking hold”
v  Letting go

3.      Peran bidan
·         Memberi pengarahan pada keluarga
·         Memberi pengarahan/pengertian pada ibu nifas
·         Fase taking in
Merupakan periode ketergantungan yang berkelanjutan dari hari pertama pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Fokus perhatian pada dirinya sendiri, nafsu makan meningkat, cenderung pasif pada lingkungannya.


2.2.            Depresi Pasca Persalinan
Depresi pascapersalinan dialami oleh 34% ibu, biasanya timbul pada minggu-minggu atau bulan-bulan pertama setelah melahirkan dan menetap selama 1 tahun atau lebih. Depresi bukan satu-satunya gejala utama, meskipun hal itu biasanya tampak jelas. Gejala lain antara lain rasa kelelahan, mudah tersinggung, mudah menangis, tingkat energi dan motivasinya rendah, rasa tidak berdaya, tidak mempunyai harapan, kehilangan libido dan nafsu makan, serta gangguan tidur. Dapat pula mengalami sakit kepala, asma, sakit punggung, keputihan, dan sakit perut. Gejala juga termasuk pikiran terobsesi, takut mencederai bayinya atau dirinya sendiri, pikiran bunuh diri, dan depersonalisasi.

2.2.1.      Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Depresi Post Partum
Depresi postpartum tidak berbeda secara mencolok dengan gangguan mental atau gangguan emosional. Suasana sekitar kehamilan dan kelahiran dapat dikatakan bukan penyebab tapi pencetus timbulnya gangguan emosional. Penyebab nyata terjadinya gangguan pasca melahirkan adalah adanya ketidakseimbangan hormonal ibu, yang merupakan efek sampingan kehamilan dan persalinan.
Faktor lain yang dianggap sebagai penyebab munculnya gejala ini adalah masa lalu ibu tersebut, yang mungkin mengalami penolakan dari orang tuanya atau orang tua yang overprotective, kecemasan yang tinggi terhadap perpisahan, dan ketidakpuasaan dalam pernikahan. 
Perempuan yang memiliki riwayat masalah emosional rentan terhadap gejala depresi ini, kepribadian dan variabel sikap selama masa kehamilan seperti kecemasan, kekerasan dan kontrol eksternal berhubungan dengan munculnya gejala depresi.
 Karakteristik wanita yang berisiko mengalami depresi postpartum adalah : wanita yang mempunyai sejarah pernah mengalami depresi, wanita yang berasal dari keluarga yang kurang harmonis, wanita yang kurang mendapatkan dukungan dari suami atau orang–orang terdekatnya selama hamil dan setelah melahirkan, wanita yang jarang berkonsultasi dengan dokter selama masa kehamilannya misalnya kurang komunikasi dan informasi, wanita yang mengalami komplikasi selama kehamilan. 
Depresi pascasalin dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain 
1.   Biologis. Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi postpartum sebagai akibat kadar hormon seperti estrogen, progesteron dan prolaktin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam masa nifas atau mungkin perubahan hormon tersebut terlalu cepat atau terlalu lambat.

2.   Karakteristik ibu, yang meliputi :
v  Faktor umur. Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi seseorang perempuan untuk melahirkan pada usia antara 20–30 tahun, dan hal ini mendukung masalah periode yang optimal bagi perawatan bayi oleh seorang ibu. Faktor usia perempuan yang bersangkutan saat kehamilan dan persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan tersebut untuk menjadi seorang ibu.
v  Faktor pengalaman. Depresi pascasalin ini lebih banyak ditemukan pada perempuan primipara, mengingat bahwa peran seorang ibu dan segala yang berkaitan dengan bayinya merupakan situasi yang sama sekali baru bagi dirinya dan dapat menimbulkan stres.
v  Faktor pendidikan. Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan sosial dan konflik peran, antara tuntutan sebagai perempuan yang memiliki dorongan untuk bekerja atau melakukan aktivitasnya diluar rumah, dengan peran mereka sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari anak–anak mereka.
3.   Faktor selama proses persalinan. Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta intervensi medis yang digunakan selama proses persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik yang ditimbulkan pada saat persalinan, maka akan semakin besar pula trauma psikis yang muncul dan kemungkinan perempuan yang bersangkutan akan menghadapi depresi pascasalin.
4.   Faktor dukungan sosial. Banyaknya kerabat yang membantu pada saat kehamilan, persalinan dan pascasalin, beban seorang ibu karena kehamilannya sedikit banyak berkurang.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab depresi postpartum adalah faktor konstitusional, faktor fisik yang terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormonal, faktor psikologi, faktor sosial dan karakteristik ibu

2.2.2.      Gejala-Gejala Depresi Post Partum
Dengan pendidikan antenatal, meliputi emosional orang tua, ibu dengan perasaan sedih sementara dan resiko depresi pascanatal, akan membantu wanita dan pasangannya mengenali gejala dini dan sedikit mengurangi rasa bersalah dan cemas.
Janji temu antenatal harus dilakukan untuk menaikan dukungan hubungan interpersonal antara pasien dan tim pelayanan masyarakat, untuk mengenal wanita yang kurang dukungan dari keluarganya sendiri dan yang mempunyai sedikit teman.
Depresi merupakan gangguan yang betul–betul dipertimbangkan sebagai psikopatologi yang paling sering mendahului bunuh diri, sehingga tidak jarang berakhir dengan kematian. Gejala depresi seringkali timbul bersamaan dengan gejala kecemasan. Manifestasi dari kedua gangguan ini lebih lanjut sering timbul sebagai keluhan umum seperti : sukar tidur, merasa bersalah,  kelelahan,  sukar  konsentrasi, hingga pikiran  mau bunuh  diri. Keluhan dan gejala depresi postpartum tidak berbeda dengan yang terdapat pada kelainan depresi lainnya.
Hal yang terutama mengkhawatirkan adalah pikiran – pikiran ingin bunuh diri, waham–waham paranoid dan ancaman kekerasan terhadap anak–anaknya. Tetapi dibandingkan dengan gangguan depresi yang umum, depresi postpartum mempunyai karakteristik yang spesifik antara lain : 
1.      Mimpi buruk. Biasanya terjadi sewaktu tidur REM. Karena mimpi – mimpi yang menakutkan, individu itu sering terbangun sehingga dapat mengakibatkan insomnia.
2.      Insomnia. Biasanya timbul sebagai gejala suatu gangguan lain yang mendasarinya seperti kecemasan dan depresi atau gangguan emosi lain yang terjadi dalam hidup manusia.

3.      Fobia. Rasa takut yang irasional terhadap sesuatu benda atau keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh pasien, biarpun diketahuinya bahwa hal itu irasional adanya. Ibu yang melahirkan dengan bedah Caesar sering merasakan kembali dan mengingat kelahiran yang dijalaninya. Ibu yang menjalani bedah Caesar akan merasakan emosi yang bermacam–macam. Keadaan ini dimulai dengan perasaan syok dan tidak percaya terhadap apa yang telah terjadi. Wanita yang pernah mengalami bedah Caesar akan melahirkan dengan bedah Caesar pula untuk kehamilan berikutnya. Hal ini bisa membuat rasa takut terhadap peralatan peralatan operasi dan jarum.

4.      Kecemasan. Ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahuinya.

5.      Meningkatnya sensitivitas. Periode pasca kelahiran meliputi banyak sekali penyesuaian diri dan pembiasaan diri. Bayi harus diurus, ibu harus pulih kembali dari persalinan anak, ibu harus belajar bagaimana merawat bayi, ibu perlu belajar merasa puas atau bahagia terhadap dirinya sendiri sebagai seorang ibu. Kurangnya pengalaman atau kurangnya rasa percaya diri dengan bayi yang lahir, atau waktu dan tuntutan yang ekstensif akan meningkatkan sensitivitas ibu.

6.      Perubahan mood. Depresi postpartum muncul dengan gejala sebagai berikut : kurang nafsu makan, sedih – murung, perasaan tidak berharga, mudah marah, kelelahan, insomnia, anorexia, merasa terganggu dengan perubahan fisik, sulit konsentrasi, melukai diri, anhedonia, menyalahkan diri, lemah dalam kehendak, tidak mempunyai harapan untuk masa depan, tidak mau berhubungan dengan orang lain. Di sisi lain kadang ibu jengkel dan sulit untuk mencintai bayinya yang tidak mau tidur dan menangis terus serta mengotori kain yang baru diganti. Hal ini menimbulkan kecemasan dan perasaan bersalah pada diri ibu walau jarang ditemui ibu yang benar–benar memusuhi bayinya. Depresi postpartum sering disertai gangguan nafsu makan dan gangguan tidur, rendahnya harga diri dan kesulitan untuk mempertahankan konsentrasi atau perhatian.


2.2.3.      Faktot Resiko
Faktor resiko mayor utama untuk terjadinya depresi pascanatal termasuk:
·      Riwayat penyakit psikiatri terutama depresi
·      Gangguan suasana hati
·      Kesulitan hubungan interpersonal
·      Kurang dukungan
·      Pengalaman peristiwa negatif yang baru terjadi seperti baru kehilangan orang yang dikasihi.
Faktor resiko minor termasuk :
·         Penghasilan rendah
·         Kelahiran bermasalah
·         Ibu dengan perasaan sedih yang berat
·         Masalah fisik pada bayi
2.3. Diagnosis Depresi Pascanatal
Tidak ada yang pasti untuk menyakinkan diagnosis depresi pascanatal, hanya dibuat berdasarkan penilaian secara klinik.
2.3.1.      Kadar hormon
Periode setelah melahirkan didominasi oleh perubahan kadar hormon, tetapi tidak ada bukti bahwa hormon khusus pada wanita dengan pascanatal berbeda dengan wanita yang tidak mengalami depresi. Namun, penelitian menunjukkan ada sedikit peningkatan resiko pada wanita yang terdapat tes positif terhadap penyakit autoimun tiroid.
2.3.2.      Pemeriksaan Pascanatal
Disamping dilakukan pemantauan kesehatan umumnya selama periode pascanatal, pemeriksaan pascanatal dalam enam minggu memberikan suatu kesempatan yang ideal bagi dokter atau petugas kesehatan untuk menilai keadaan mental ibu.
2.4. Merawat depresi
Pada hampir semua kasus, depresi pascanatal hanya berlangsung beberapa minggu. Gejalanya ditangani dengan dukungan psikologis dengan atau tanpa menggunakan terapi obat. Disamping dukungan perhatian masyarakat, berbagai intervensi psikologis terbukti menguntungkan bagi wanita yang mengalami depresi pascanatal. Ini termasuk:
·         Konseling tidak langsung berbasis komunitas
·         Terapi pengenalan tingkah laku
·         Psikoterapi
2.4.1.       Terapi Obat
Ketika intervensi psikologis efektif dalam penanganan depresi pascanatal yang ringan atau sedang, lebih berguna bila disertai tambahan terapi obat. Bagi pasien yang mengalami depresi sedang sampai berat yang tidak ada respons terhadap tindakan psikologis, bisa diberikan obat antidepresan. Ada beberapa kasus yang berkembang ke arah gejala psikotik harus diberikan obat antidepresan. Ada beberapa kasus yang berkembang ke arah gejala psikotik harus diberikan pengobatan lebih lanjut dengan obat penenang (tranqulizer).
Suatu dilema muncul pada wanita yang masih menyusui bayinya selama pengobatan. Keuntungan obat untuk ibunya harus diimbangi terhadap efek samping yang mungkin timbul pada bayinya, terutama bagi wanita yang membutuhkan obat dengan dosis tinggi.
2.4.2.      Terapi Hormon
Setelah terjadi perubahan pola hormonal dalam enam minggu setelah melahirkan, progesteron maupun estrogen telah dianjurkan untuk pengobatan depresi pascanatal.
Tetapi masih belum ada bukti bahwa progesteron efektif. Penggunaan estrogen belum diizinkan dan hanya digunakan untuk percobaan secara klinik. Namun, akhirnya mempunyai peranan yang menguntungkan bagi beberapa wanita.
2.4.3.      Dukungan Medis
Walaupun hampir semua wanita bisa mendapat pelayanan yang dilakukan oleh tim layanan masyarakat, yang menyediakan fasilitas untuk mengurus ibu dan anak, namun hanya sedikit yang memanfaatkannya. Mereka lebih memilih layanan psikiatri dengan berobat jalan atau dirawat.
Pada tahap permulaan dengan melibatkan perawat psikiatri dan juga monitoring spesialis memberikan pasien dan keluarganya dukungan tambahan untuk perkembangannya.
2.4.4.      Pemulihan
Sekalipun tidak diobati, sebagian besar wanita akan pulih dalam tiga sampai enam minggu. 10% dari wanita yang depresi pascanatal akan tetap mengalami gejala satu tahun kemudian, dengan persentasi yang lebih sedikit tetap mengalami gangguan jiwa yang sering kambuh kronis. Depresi bisa terjadi berulang pada kehamilan berikutnya.
2.4.5.      Strategi pencegahan
Kesadaran akan resiko depresi, dengan sedapat mungkin membuat rencana pencegahan, bisa mengureangi insiden terhadap depresi.








ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN
DEPRESI POST PARTUM  TERHADAP Ny. “Y”
DI BPS SEHAT SENTOSA PALANGKA RAYA
TAHUN 2007

I.       PENGUMPULAN DATA DASAR tanggal 21 Juli 2007 pukul 14.00 WIB
A.    Identitas
Nama             : Yeni Susanti                    Nama suami  : Jatmiko
Umur              : 21 tahun                          umur            : 30 tahun
Agama           : Islam                               Agama           : Islam
Pendidikan      : DIII                               Pendidikan    : S1
Suku              : Jawa                                Suku             : Jawa
Alamat           : Jalan Melati No. 45         Alamat          : Jalan melati No. 45
                       Kota palangka raya                                 Kota palangka raya

B.     Anamnesa
1.      Keluhan utama
Ibu post partum 2 minggu yang lalu mengeluh sangat merasa sedih, tidak ingin melihat apalagi mendekati bayinya, karena lahir bayi perempuan, ibu tidak nafsu makan, merasa lelah yang berlebihan dan tidak bisa tidur.

2.      Riwayat persalinan
Anak lahir tanggal       : 7 Juli 2007 pukul 12.30 WIB
Jenis kelamin               : Perempuan
jenis persalinan           : spontan
No
Keadaan
Uraian
Jumlah Perdarahan
Lamanya
1.
Kala I
Lamanya  5 jam
Blood slym
4 jam 45 menit
2.
Kala II
Pukul 12.30 WIB, persalinan spontan jenis kelamin perempuan, BB 3500 gram, PB 48 cm , apgar score 10 rupture perineum tidak ada
50 cc
15 menit
3.
Kala III
Plasenta lahir pukul 12.45 dengan manajemen aktif kala III, berat plasenta 500 gr, panjang tali pusat 20 cm, kotiledon dan fisik lengkap
150 cc
15 menit
4.
Kala IV
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TFU 2 jari di bawah pusat kontraksi baik, tidak ada nyeri tekan TD : 120/70,  RR : 20 x/menit, suhu 360C, pols 80 x/menit
100 cc
2 jam



















3.      Pola Kehidupan
a.       Eliminasi
Sebelum melahirkan      : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari
Ibu mengatakan BAK 6-8 kali perhari/sesuai jumlah banyak, jernih
Setelah melahirkan        : Ibu mengatakan BAB 2 kali sehari
Ibu mengatakan BAK 3-4 kali sehari, jumlah banyak dan warna jernih

c.        Nutrisi : ibu makan 3 kali sehari, dengan porsi 1 piring nasi, sayur, lauk-pauk, Ibu sering minum susu, nafsu makan ada, minum 6-8 gelas/hari
d.       Istirahat : ibu mengatakan tidur  2 kali sehari, malam 8 jam, siang 1 sampai 2 jam perhari
e.        Aktifitas : ibu mengatakan masih perlu bantuan untuk beraktivitas
f.        Personal hygiene  : mandi 1 x sehari, ganti pakaian 2 x sehari, cuci rambut 1 x seminggu

4.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan ibu sekarang adalah sulit tidur, cemas, tidak nafsu makan, perasaan tidak berdaya, tidak senang melihat bayinya, tidak perhatian terhadap bayinya dan penampilan dirinya.

5.      Keadaan psikologi
Ibu sedih tidak mau melihat atau merawat bayinya karena bayi lahir perempuan ibu cemas takut bila suami dan keluarga tidak menyukai bayinya.

C.    Pemeriksaan Fisik
a.       Keadaan umum           : ibu tampak kusut dan lemah
Kesadaran                   : composmentis
b.      Tanda-tanda vital :
TD                               : 100/70 mmHg
Nadi                            : 90 x/menit    
Suhu                            : 36oC
RR                               : 24 x/menit
c.       Pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi
1.      Rambu`                 : hitam, pendek dan agak lepek
2.      Wajah                    : tidak ada oedema dan cloasma gravidarum
3.      Mata                      : konjungtiva agak pucat, skelera tidak ikterik, tidak ada pembengkakan
4.      Hidung                   : simetris, bersih, tidak ada peradangan, tidak ada polip, fungsi penciuman    normal
5.      Mulut                     : kurang bersih, terdapat stomatitis, tidak ada caries, pengecapan baik
6.      Telinga                   : simetris kanan/kiri, keadaan bersih, pendengaran normal
7.      Leher                     : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugolaris
8.      Dada                      : simetris kanan dan kiri, gerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi seirama, tidak terdengar ronchi, tidak terdengar wheezing, suara nafas baik, jantung tidak ada mur-mur.
9.      Payudara                : simetris kanan/kiri, puting menonjol, tidak ada benjolan, keadaan kurang bersih, terjadi pembengkakan
10.   Abdomen               : TFU tidak teraba, tidak ada nyeri tekan, terdapat strie albican
11.  Genetalia               : genetalia kurang bersih, tidak ada luka heating, lochea alba, tidak ada oedema dan hemoroid.
12.  Ekstremitas           :
a.          Atas     : simetris kanan dan kiri, tidak ada cacat, bebas digerakkan, lengkap, kurang bersih, kuku pada jari tangan panjang-panjang dan kotor
b.         Bawah : simetris kanan-kiri, tidak ada cacat, bebas di gerakan, lengkap kurang bersih, kuku pada jari kaki panjang dan kotor tidak ada varices dan oedema.



II.                INTERPRESTASI DATA DASAR
A.    Diagnosa
Ibu P3Ao post partum 2 minggu dengan depresi post partum
Dasar :
Ibu P3Ao post partum tanggal 21 Juli 2007 pukul 14.00 WIB
Ibu mengatakan sulit tidur, tidak nafsu makan, perasaan tidak berdaya, tidak senang melihat bayinya, tidak mau mendekati bayinya, tidak ada perhatian terhadap penampilannya dengan keadaan ibu yang kotor dan lemah.

B.     Masalah
1.      Gangguan pemenuhan nutrisi
Dasar :
a.       P3Ao post partum tanggal 21 Juli 2007 pukul 14.00 WIB
b.      Ibu tidak nafsu makan
c.       Ibu makan 2 kali sehari dengan porsi ½ piring nasi, ¼ mangkuk sayur dan lauk pauk
2.      Gangguan pola istirahat
Dasar :
a.       P3Ao post partum tanggal 21 Juli 2007 pukul 14.00 WIB
b.      Ibu mengatakan sulit  tidur, tidur 4-5 jam/hari
c.       Ibu tidak pernah tidur siang
3.      Gangguan personal hygiene
Dasar :
a.       Ibu tidak perhatian terhadap dirinya dengan keadaan tubuh yang kotor
b.      Ibu tidak mandi 1x seminggu
c.       Ibu cuci rambut 1 x seminggu
d.      Ibu tidak mau merawat diri

C.    Kebutuhan
1.      Informasi perawatan bayi sehari-hari
2.      Pemenuhan nutrisi ibu nifas
3.      Penyuluhan personal hygiene
4.      Penanganan depresi post partum

III.             IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
1.      Potensial terjadi depresi berat
Dasar :
a.       Ibu sulit tidur
b.      Ibu merasa sedih
c.       Ibu tidak mau melihat apalagi mendekati bayinya
d.      Ibu tidak ada perhatian terhadap penampilah dirinya
2.      Potensial mastitis dan abses
Dasar :
a.       Keadaan payudara yang kotor
b.      Air susu yang tidak disusukan pada anaknya

IV.             KEBUTUHAN TERHADAP INTERVENSI DAN KOLABORASI SEGERA
Kolaborasi dengan dokter atau psikiater untuk mendapat terapi

V.                PERENCANAAN ASUHAN
1.      Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini
a.       Jelaskan pada ibu bahwa ibu menderita depresi post partum yaitu depresi setelah melahirkan karena tidak mengingkan anak perempuan.
b.      Libatkan keluarga untuk membantu ibu untuk beristirahat, melakukan aktivitas dan melakukan interaksi dengan bayinya.
2.      Observasi keadaan umum ibu dan tanda vital
a.       Memantau keadaan ibu apakah masih lemah dan kusut
b.      Memantau TD, nadi, suhu dan pernafasan ibu
3.      Bantu ibu memenuhi kebutuhan nutrisi dan personal hygiene
a.       Anjurkan pada ibu untuk makan 3 x sehari dengan menu yang sehat dan bergizi.
b.      Ajarkan ibu untuk menjaga kebersihan dengan mandi sehari 2 kali, mencuci rambut 2 hari 1 kali, memotong kuku dan membersihkan payudara.
4.      Ajarkan tentang perawatan bayi
a.       Ajarkan cara memandikan bayi
b.      Ajarkan tentang cara perawatan tali pusat
c.       Ajarkan pada ibu tentang pemenuhan nutrisi yang baik untuk bayi
5.      Libatkan keluarga dan teman-teman terdekatnya untuk memberi dukungan dan semangat
6.      Jelaskan faktor-faktor yang memperberat depresi dan cara penanganannya
a.       Jelaskan hal-hal lain yang bisa menambah berat depresi
b.      Ajarkan ibu bagaimana cara penanganan, depresi postpartum
7.      Kolaborasi dengan dokter atau psikiater

VI.             IMPLEMENTASI ATAU PELAKSANAAN
1.  menjelaskan kepada ibu :
a.   Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini bahwa ibu menderita, depresi post partum yaitu depresi setelah melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan hormonal, dukungan sosial, emotional relation ship (teman dekat) komunikasi dan kedekatan, setruktur keluarga, antropologi, perkawinan, demografi, psikososial dan lingkungan
b.   Menjelaskan pada ibu bahwa ibu mengalami depresi karena tidak menghendaki lahirnya anak perempuan, oleh karena itu beri penjelasan pada ibu bahwa anak perempuan maupun laki-laki sama saja, karena sama-sama titipan Tuhan.
2.      Mengobservasi keadaan ibu yaitu tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan ibu, melihat apakah ibu masih lemah
3.      Membantu ibu memenuhi kebutuhan nutrisi dan personal hygiene dengan cara menganjurkan ibu untuk makan 3 x sehari dengan menu yang sehat dan bergizi, ibu bisa makan nasi dengan lauk, seperti tempe, tahu, telor, ikan, atau daging. Ibu anjurkan banyak makan buah untuk memulihkan keadaan.
4.      Mengajarkan ibu tentang perawatan bayi yang benar, mandi lap, dan mandi rendam. Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat dengan kasa steril, kasa tidak boleh basah dengan alkohol atau betadin. Alkohol atau betadin hanya dioles dengan cotenbooth
5.      Menganjurkan keluarga  dan teman-teman terdekat untuk memberi dukungan untuk membantu ibu menjalin interaksi dengan anaknya dengan cara menggendong bayinya, menyusuinya
6.      Menjelaskan pada ibu bahwa ada beberapa yang dapat memperberat depresi post partum antara lain :
a.       Ketidak seimbangan hormon yang semakin meningkat
b.      Lingkungan dan keluarga yang tidak mendukung
c.       Semangat ibu untuk sembuh sendiri
Dan Mengajarkan cara penanganan depresi post partum yaitu :
a.       Batasi pengunjung jika kehadiran mereka mengganggu istirahat
b.      Untuk sementara ini hindari konsumsi coklat atau gula berlebihan karena dapat memicu depresi
c.       Perbanyak mendengar musik favorit agar merasa rileks, disarankan musik-musik yang menenangkan
d.      Lakukan olahraga atau latihan-latihan ringan
e.       Sesekali berpergianlah agar tidak bosan
f.       Dukungan dari suami dan anggota keluarga lainnya sangat berpengaruh bagi keadaan psikis ibu

VII.          EVALUASI
1.      Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini
2.      Keadaan umum ibu lemah, kesadaran composmentis
3.      Tanda-tanda vital
TD             : 100/70 mmHg
Nadi          : 90 x/menit
Suhu          : 36oC
RR             : 24 x/menit
4.      Ibu mengerti hal-hal yang dijelaskan dan mau melakukan hal-hal yang dianjurkan oleh bidan
5.      Ibu mandi sore, tapi belum untuk mencuci rambutnya
6.      Ibu masih belum mau makan
                                                                                  



CATATAN PERKEMBANGAN
28 hari setelah persalinan


Tanggal 30 Juli 2007, pukul 16.00 WIB
Subjek  : 
1.   Ibu mengatakan sudah nafsu makan
2.   Ibu mulai menyayangi bayinya dan mau merawatnya
3.   Ibu mengatakan sudah mulai memperhatikan diri dan personal hygiene

Objek : 
1.   Keadaan umum ibu baik
2.   Tanda-tanda vital :
TD               : 100/70 mmHg
Nadi            : 86 x/menit
Suhu            : 36,5 oC
RR               : 20 x/menit
3.   a.     Ibu makan selalu dihabiskan
b.     Ibu tampak bersih dan rapih
c.     Ibu sudah mau menyusui anaknya
d.     Eliminasi BAK 5-6 x/hari, BAB 2 hari sekali
e.     TFU sudah tidak teraba
f.      Pengeluaran pervaginam lochea alba
g.     ASI sudah keluar

Assasment : 
1.   Depresi post partum sudah berkurang
2.   Penyuluhan tentang ASI ekslusif
3.   Penyuluhan tentang KB

Planning : 
1.   Latihan terapi dengan konseling bidan ke ibu, dan dengan tujuan ibu untuk berinteraksi dengan bayinya agar timbul rasa sayang
2.   Anjurkan ibu untuk tetap menyusui anaknya
3.   Anjurkan ibu untuk melaksanakan apa yang telah dianjurkan oleh bidan
4.   anjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene
5.   Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan bayi sehari-hari
6.   Jelaskan jenis-jenis alat kontrasepsi yang dapat menjarangkan kehamilan
7.   Jelaskan keuntungan dan kerugian tiap-tiap alat kontrasepsi
8.   Anjurkan pada ibu untuk mendiskusikan kepada suami alat kontrasepsi apa yang akan dipilih






CATATAN PERKEMBANGAN
33 hari setelah persalinan


Tanggal 04 Agustus 2007, pukul 08.00 WIB
Subjek   : 
1.   Ibu mengatakan sudah mulai bisa tidur siang, waktu tidur sekarang 6-7 jam/hari
2.   Ibu mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi

Objek  : 
1.   Keadaan umum ibu baik
2.   Tanda-tanda vital :
TD               : 100/80mmHg
Nadi            : 80 x/menit
Suhu            : 36,5 oC
RR               : 20 x/menit
3.   TFU sudah tidak teraba lagi
4.   Pengeluaran pervaginam berupa keputihan saja
5.   ASI sudah keluar banyak
6.   Eliminasi BAK : 6-8 x/hari. Ibu BAB 1 x setelah lahir
7.   Ibu sudah mulai menyayangi bayinya
8.   Ibu sudah mau menyusui dan merawat bayinya    

Assasment : 
1.   Penyuluhan tentang nutrisi yang adekuat bagi ibu menyusui
2.   Penyuluhan tentang hubungan seksual sesudah masa nifas

Planning  : 
1.   Persiapan pemberian alat kontrasepsi yang dipilih ibu
2.   Pemberian alat kontrsepsi yang dipilih
3.   Jelaskan pada suami, dan ibu dapat memasukkan satu/dua jari dalam vagina tanpa nyeri berarti fisik ibu sudah sehat  
4.   Anjurkan ibu untuk kontrol jika terjadi komplikas



CATATAN PERKEMBANGAN
3 minggu setelah persalinan

Tanggal 28 Juli 2007, pukul 08.00 WIB
Subjek :
1.   Ibu mengatakan sudah mulai bisa tidur siang, waktu tidur sekarang 6-7 jam/hari
2.   Ibu belum nafsu makan

Objek
1.   Keadaan umum ibu baik
2.   Tanda-tanda vital :
TD               : 100/70 mmHg
Nadi            : 86 x/menit
Suhu            : 36,5 oC
RR               : 20 x/menit
3.   Ibu belum mau makan
Ibu sudah mencuci rambutnya
Ibu sudah mau mandi sore
Ibu sudah mau membersihkan payudara
4.   TFU sudah tidak teraba
5.   Pengeluaran lochea alba
6.   Mastitis, dan abses payudara sudah mulai sembuh
7.   Eliminasi BAK : 3-4 x/hari. Ibu BAB 2 x setelah lahir
8.   Keadaan bayi
a.       Bayi sering menangis
b.      Berat badan bayi berkurang 2 ons setelah lahir
c.       Kulit bayi kriput
d.      Bayi minum susu formula selama ibu mengalami depresi

Assasment : 
1.   Depresi post partum
2.   Penyuluhan tentang nutrisi yang dibutuhkan ibu menyusui
3.   Penyuluhan tentang personal hygiene

Planning : 
1.   Observasi keadaan umum ibu dan TTV ibu
2.   Latihan terapi dengan konseling bidan ke ibu, dan dengan tujuan ibu mau menerima bayinya
3.   Jelaskan bagaimana nutrisi yang seharusnya diperoleh ibu menyusui
4.   Jelaskan tetan kebersihan diri, agar nyaman dan sehat dengan mandi 2x sehari, mencuci rambut dan membersihakan payudara
5.   Ajarkan ibu untuk melakukan yang telah dianjurkan oleh bidan 



BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Masa nifas merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupan ibu dan bayi, diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Dengan pemantauan dan asuhan yang dilakukan pada ibu dan bayi pada masa nifas diharapkan dapat mencegah atau bahkan menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Depresi pascapersalinan dialami oleh 34% ibu, biasanya timbul pada minggu-minggu atau bulan-bulan pertama setelah melahirkan dan menetap selama 1 tahun atau lebih. Depresi bukan satu-satunya gejala utama, meskipun hal itu biasanya tampak jelas. Gejala lain antara lain rasa kelelahan, mudah tersinggung, mudah menangis, tingkat energi dan motivasinya rendah, rasa tidak berdaya, tidak mempunyai harapan, kehilangan libido dan nafsu makan, serta gangguan tidur. Dapat pula mengalami sakit kepala, asma, sakit punggung, keputihan, dan sakit perut. Gejala juga termasuk pikiran terobsesi, takut mencederai bayinya atau dirinya sendiri, pikiran bunuh diri, dan depersonalisasi.
Depresi pascasalin dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain 
a.       Biologis.
b.      Karakteristik ibu, yang meliputi :
v  Faktor umur.
v  Faktor pengalaman.
v  Faktor pendidikan.
v  Faktor selama proses persalinan.
v  Faktor dukungan sosial.
Depresi postpartum mempunyai karakteristik yang spesifik antara lain : 
a.       Mimpi buruk.
b.      Insomnia.
c.       Fobia.
d.      Kecemasan.
e.       Meningkatnya sensitivitas.
f.       Perubahan mood.
Merawat depresi
a.       Terapi Obat
b.      Terapi Hormon
c.       Dukungan Medis
d.      Pemulihan
e.       Strategi pencegahan


DAFTAR PUSTAKA

Reece, EA. And Hobbins, JC. Clinical Obstetrics The Fetus and Mother. 3rd ed. Blackwell Publishing. Massachussetts. USA. 2007. p. 1022 – 6
Cockburn J. and Pawson, ME. (eds). Psychological Challenges in Obstetrics and Gynecology The Clinical Management. Springer-Verlag. London. 2007. p. 141 – 56
Anonym. Postpartum Depression. Available http://www. Wikipedia.com  accesed on Mar 4th 2011.
Sadock, BJ and Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry Behavioral Science Clinical Chemistry 10th ed. Lippincott Williams & Wilkins. New York. 2007. p. 864 – 7
Joy, S. Postpartum Depression. Available. http://www.eMedicine.com accesed on Sept 25th 2011.
Mulholland. C. Postnatal depression. Available http://www.netdoctor.com accesed on Sept 25th 2011.
Andri. Depresi Pasca Melahirkan. Available. http://www.kompas.com accesed on Sept 25th 2011.
Gill, D. Hughes’ outline of Modern Psychiatry 5th ed. John Wiley and Sons, Ltd. England. 2007. p. 222 – 5
Hendrick, V.(ed). Psychiatric Disorders in Pregnancy and the Postpartum Principles and treatment. Humana Press. Totowa. New Jersey. 2006. p . 41 – 67
Gelder,MG. Lopez, JL. Jr, Inol. Andreasen, N. New Oxford Textbook of Psychiatry. Oxford University Press. USA. 2000.