MAKALAH
PEMBINAAN DUKUN BAYI, PEMBERITAHUAN
IBU HAMIL UNTUK BERSALIN DI TENAGA KESEHATAN
(PROMOSI BIDAN SIAGA)
MATAKULIAH ASKEB V ( KOMUNITAS)
Dosen Pembimbing : Dewi Candra, SST
|
|
|
|
Disusun
Oleh :
Kelompok
I / Semester
IV / Kelas
C
o
Anisyah Wulandari
( 712401S10007 )
o
Dahliana Mulyati
( 712401S10014 )
o
Fithri Rahmawati ( 712401S10045 )
o
Milsa Emy Irawanty ( 712401S10079 )
AKADEMI
KEBIDANAN BETANG ASI RAYA
PALANGKA RAYA
2012
/ 2013
KATA
PENGANTAR
Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, penyusun bersyukur dan
berterima kasih, karena penyertaan-Nya penuyusun dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat dikemudian
harinya sebagai sumber informasi bagi banyak orang.
Dalam penyelesaian
makalah ini, penyusun banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan, walaupun masih banyak kekurangannya.
Jika terjadi kekeliruan didalam makalah ini penyusun mohon maaf
sebesar-besarnya. Atas perhatiannya penyusun mengucapkan terima kasih.
Palangka Raya, April 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukkan masih rendahnya kualitas
pelayanan kesehatan. Delapan puluh persen (80%) persalinan di masyarakat masih
di tolong oleh tenaga non-kesehatan, seperti dukun. Dukun di masyarakat masih
memegang peranan penting, dukun di anggap sebagai tokoh masyarakat.
Masyarakat masih mempercayakan pertolongan persalinan oleh dukun, karena
pertolongan persalinan oleh dukun dianggap murah dan dukun tetap memberikan
pendampingan pada ibu setelah melahirkan, seperti merawat dan memandikan bayi.
Untuk mengatasi permasalahan persalinan oleh dukun, pemerintah membuat suatu
terobosan dengan melakukan kemitraan dukun dan bidan. Salah satu bentuk
kemitraan tersebut adalah dengan melakukan pembinaan dukun.
Upaya meminimalisasi dan menurunkan tingkat kematian ibu
hamil, bayi dan balita maka semua persalinan yang ditangani oleh dukun bayi
harus beralih ditangani oleh bidan. Kecuali hal-hal yang berhubungan dengan
adat dan kebiasaan setempat dengan menjalin hubungan antara dukun dan bidan,
tetapi kemitraan yang berjalan saat ini masih dalam batas pemaknaan transfer
ilmu pengetahuan, serta masih dalam bentuk pembinaan cara-cara persalinan yang
higienis kepada dukun bayi.
Salah satu kasus kesehatan yang
masih banyak terjadi di Indonesia adalah persalinan dengan pertolongan oleh
dukun bayi. Kenyataannya, hampir semua masyarakat Indonesia baik itu yang tinggal
di pedesaan maupun perkotaan lebih senang ditolong oleh dukun. Hal tersebut
disebabkan oleh tradisi dan adat istiadat setempat. Dan cara atau strategi
untuk membangun cohesive network di antara para pemuka setempat, masyarakat,
dukun dan bidan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan maternal dan perinatal
secara bersama-sama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Teknik yang digunakan adalah
wawancara mendalam. Informan yang dipilih adalah dukun bayi, bidan, ibu yang
melahirkan dengan pertolongan dukun bayi dan ibu yang melahirkan dengan
pertolongan bidan.
(Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 131)
1.2. Tujuan Penulisan
1.2.1. Untuk mengembangkan pengetahuan
tentang “ASKEB V (Kebidanan Komunitas)” khususnya pada pembahasan tentang
Pembinaan Dukun Bayi, Pemberitahuan Ibu Hamil untuk Bersalin di Tenaga
Kesehatan (Promosi Tenaga Kesehatan)
1.2.2. Untuk menambah wawasan kita sebagai
mahasiswa Akademi Kebidanan khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
1.2.3. Sebagai pemenuhan tugas dari mata
kuliah ASKEB V (Kebidanan Komunitas)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Dukun bayi adalah orang yang dianggap terampil dan
dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak
sesuai kebutuhan masyarakat.
(Dep Kes RI. 1994 : 2)
Dukun bayi adalah seorang wanita atau pria yang menolong
persalinan. Kemampuan ini diperoleh secara turun menurun dari ibu kepada anak
atau dari keluarga dekat lainnya (Kusnada Adimihardja)
( http://wwwfitry.blogspot.com/2011/02/pembinaan-dukun-bayi.html:23-04-2012: 10 :10)
Dukun bayi adalah
seorang anggota masyarakat, pada umumnyaseorang wanita yang mendapat
kepercayaan serta memiliki ketrampilan menolong persalinan secara tradisional
dan memperoleh ketrampilan tersebut dengan cara turun temurun belajar secara
praktis atau cara lain yang menjurus kearah penigkatan ketrampilan tersebut
serta melalui petugas kesehatan. .
( http://wwwfitry.blogspot.com/2011/02/pembinaan-dukun-bayi.html:23-04-2012: 10 :10)
Dukun
bayi adalah seorang anggota masyarakat, pada umumnya seorang wanita yang
mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan secara
tradisional dan memperoleh keterampilan tersebut dengan cara turun-temurun
belajar secara praktis atau cara lain yang menjurus kearah peningkatan
keterampilan tersebut serta melalui petugas kesehatan.
Dukun
bayi adalah seorang wanita atau pria yang menolong persalinan. Kemampuan ini
diperoleh secara turun menurun dari ibu kepada anak atau dari keluarga dekat
lainnya (Kusnada Adimihardja)
2.1.1
Ciri-Ciri Dukun Bayi
Dukun mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Pada umumnya adalah seorang anggota
masyarakat yang cukup dikenal di desa.
b.
Pendidikan tidak melebihi pendidikan orang
biasa, umumnya buta huruf
c.
Pekerjaan sebagai dukun umumnya bukan untuk
tujuan mencari uang tetapi karena ‘panggilan’ atau melalui mimpi-mimpi, dengan
tujuan untuk menolong sesama
d.
Disamping menjadi dukun, mereka mempunyai
pekerjaan lainnya yang tetap. Misalnya petani, atau buruh kecil sehingga dapat
dikatakan bahwa pekerjaan dukun hanyalah pekerjaan sambilan
e.
Ongkos yang harus dibayar tidak ditentukan,
tetapi menurut kemampuan dari masing-masing orang yang ditolong sehingga besar
kecil uang yang diterima tidak sama setiap waktunya
f.
Umumnya dihormati dalam masyarakat atau umumnya
merupakan tokoh yang berpengaruh, misalnya kedudukan dukun bayi dalam
masyarakat
( http://wwwfitry.blogspot.com/2011/02/pembinaan-dukun-bayi.html:23-04-2012: 10 :10)
2.1.2
Pembagian dukun bayi
Pembagian Dukun Bayi, Menurut Depkes RI, dukun
bayi dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
Dukun Bayi Terlatih, adalah dukun bayi yang
telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus.
2.
Dukun Bayi Tidak Terlatih, adalah dukun bayi
yang belum pernah terlatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang
dilatih dan belum dinyatakan lulus.
( http://wwwfitry.blogspot.com/2011/02/pembinaan-dukun-bayi.html:23-04-2012: 10 :10)
Pembinaan dukun adalah
suatu pelatihan yang di berikan kepada dukun bayi oleh tenaga kesehatan yang menitikberatkan
pada peningkatan pengetahuan dukun yang bersangkutan, terutama dalam hal
higiene sanitasi, yaitu mengenai kebersihan alat – alat persalinan dan
perawatan bayi baru lahir, serta pengetahuan tentang perawatan kehamilan ,
deteksi dini terhadap risiko tinggi pada ibu dan bayi, KB, gizi serta pencatatan
kelahiran dan kematian.
Pembinaan
dukun merupakan salah satu upaya menjalin kemitraan antara tenaga kesehatan
(bidan) dan dukun dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Supervise / pembinaan
adalah bimbingan teknis yang terus menerus dan berkesinambungan untuk
mencapai suatu tujuan.
Menjangkau 2 aspek :
a. Pembinaan ketrampilan dukun bayi
b. Pembinaan hasil kegiatan yang dilaksanan oleh dukun bayi.
a. Pembinaan ketrampilan dukun bayi
b. Pembinaan hasil kegiatan yang dilaksanan oleh dukun bayi.
(Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 :
132)
2.3 TUJUAN
PEMBINAAN
Untuk meningkatkan status
dukun, maka di lakukan upaya pelatihan dan pembinaan dukun dengan tujuan :
1. Agar
mereka memiliki pengetahuan dan ide baru yang dapat di sampaikan dan diterima
oleh anggota masyarakat.
2. Memperbesar
peran dukun bayi dalam program KB dan pendidikan kesehatan di berbagai aspek
kesehatan reproduksi dan kesehatan anak.
3. Untuk
memperbaiki kegiatan – kegiatan yang sebenarnya sudah dilakukan oleh dukun,
seperti memberikan, saran tentang kehamilan, melakukan persalinan bersih dan
aman, serta mengatasi masalah yang mungkin muncul pada saat persalinan,
sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat dikurangi atau di cegah sedini
mungkin.
Tujuan supervisi /
bimbingan dukun bayi :
a.
Menjaga,
menpertahankan, meningkatkan ketrampilan dukun bayi
b.
Menjaga,
mempertahankan dan meningkatkan cakupan hasil kegiatan dukun dalam merawat
bumil, bulin dan bufas
c.
Sebagai
kesempatan pemasukan bahan habis pakai.
d.
Sebagai
bahan asupan dalam penyusunan laporan kegiatan petugas puskesmas
(Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009
:133)
2.3.1
Kelebihan Dan Kekurangan Dukun Bayi
1. Kelebihan
a.
Dukun merawat ibu dan bayinya sampai tali
pusatnya putus
b.
Kontak ibu dan bayi lebih awal dan lama
c.
Persalinan dilakukan di rumah
d.
Biaya murah dan tidak ditentukan.
2. Kekurangan
a.
Dukun belum mengerti teknik septik dan
anti-septik dalam menolong persalinan.
b.
Dukun tidak mengenal keadaan patologis dan
kehamilan, persalinan,
nifas dan bayi baru lahir.
c.
Pengetahuan dukun rendah sehingga sukar
ditatar dan di ikutsertakan dalam program pemerintah.
3. Kesalahan Yang Sering Dilakukan Dukun Bayi
Kesalahan
yang sering dilakukan oleh dukun sehingga dapat mengakibatkan kematian ibu dan bayi, antara lain :
a.
Terjadinya robekan rahim karena tindakan
mendorong bayi didalam rahim dari luar sewaktu melakukan pertolongan pada ibu
bersalin
b.
Terjadinya perdarahan pasca bersalin yang
disebabkan oleh tindakan mengurut-ngurut rahim pada waktu kala III
c.
Terjadinya partus tidak maju, karena tidak
mengenal tanda kelainan partus dan tidak mau merujuk ke puskesmas atau RS.
d.
Untuk mencegah kesalahan tindakan dukun
tersebut di perlukan suatu bimbingan bagi dukun.
(Pedoman Supervise Dukun Bayi, 1992).dan (http://wwwfitry.blogspot.com/2011/02/pembinaan-dukun-bayi.html:23-04-2012: 10 :10)
2.3
UPAYA
PEMBINAAN DUKUN
Masyarakat masih menganggap dukun sebagai tokoh
masyarakat yang patut di hormati, memiliki peranan penting bagi ibu – ibu di
desa. Oleh karena itu, di butuhkan upaya agar bidan dapat melakukan pembinaan
dukun. Beberapa upaya yang dapat di lakukan bidan di
antaranya adalah :
1. Melakukan
pendekatan dengan para tokoh masyarakat setempat.
2. Melakukan
pendekatan dengan para dukun.
3. Memberikan
pengetahuan kepada para dukun tentang pentingnya persalinan yang bersih dan
aman.
4. Memberi
pengetahuan kepada para dukun tentang komplikasi – komplikasi kehamilan dan
bahaya proses persalinan.
5. Membina
kemitraan denga dukun dengan memegang asas saling menguntungkan.
6. Menganjurkan
dan mengajak dukun merujuk kasus – kasus risiko tinggi kehamilan kepada tenaga
kesehatan.
2.3.1
Pelaksana Pembinaan Dukun Bayi
Pelaksana supervisi / bimbingan / pembinaan :
- Dokter
- Bidan
- Perawat kesehatan
- Petugas imunisasi
- Petugas gizi
- Dokter
- Bidan
- Perawat kesehatan
- Petugas imunisasi
- Petugas gizi
2.3.2
Tempat Pembinaan
Tempat pelasanaan pembinaan dukun bayi :
- Posyandu pada hari buka oleh petugas / pembina posyandu
- Perkumpulan dukun bayi dilaksankan di puskesmas.
- Posyandu pada hari buka oleh petugas / pembina posyandu
- Perkumpulan dukun bayi dilaksankan di puskesmas.
2.3.3
Waktu Pembinaan
Waktu pelaksanaan pembinaan dukun bayi
a.
Saat
kunjungan supervisi petugas puskesmas di posyandu di desa tempat tinggal dukun.
b.
Pertemuan
rutin yang telah disepakat
c.
Waktu-waktu
lain saat petugas bertemu dengan dukun bayi
d.
Saat
mendampingi dukun bayi waktu menolong persalinan
(Rita Yulifah, Tri Johan
Agus Y. 2009 : 133)
2.4
KLASIFIKASI MATERI PEMBINAAN DUKUN
2.4.1 Promosi
Bidan Siaga
Promosi
adalah suatu usaha dari pemasar dalam
menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk
melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya.
Bidan
adalah seseorang yang telah menyelesaikan program
pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kodifikasi dan diberi
izin untuk menjalankan praktek kebidanan wilayah itu.Bidan siaga adalah seorang
bidan yang telah dipercaya dan diberi kepercayaan yang lebih dari pemerintah/
negara untuk membantu masyarakat. Promosi Bidan
Siaga merupakan salah satu cara untuk melakukan
promosi bidan siaga, yaitu dengan melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang
ada di desa untuk bekerja sama dalam pertolongan persalinan. Bidan dapat
memberikan imbalan jasa yang sesuai apabila dukun menyerahkan ibu hamil untuk
bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat dilibatkan dalam perawatan Bayi Baru
Lahir ( BBL).
Apabila cara tersebut dapat dilakukan dengan
baik, maka dengan kesadaran, dukun akan memberitahukan ibu hamil untuk
melakukan persalinan di tenaga kesehatan ( bidan ). Ibu dan bayi selamat,
derajat kesehatan ibu dan bayi diwilayah tersebut semakin meningkat.
2.4.2 Peran Dukun Paraji
1.
Membantu
bidan dalam merencanakan kunjungan ke posyandu kelompok ibu atau KPKIA.
2.
Mendampingi
bidan dalam melaksanakan kunjungan.
3.
Memberikan
masukan tentang kebutuhan masyarakat akan kunjungan dan materi pelatihan atau
penyuluhan.
4.
Memberikan
penyuluhan tentang :
a.
Kebersihan
atau kesehatan secara umum.
b.
Kesiapan
dalam menghadapi kehamilan.
c.
Makanan
bergizi dan pencegahan anemia.
d.
Kematangan
seksual, dan kehidupan seksual yang bertanggung jawab.
e.
Bahaya
kehamilan pada usia muda.
f.
Perencanaan
keluarga sehat sejahtera (KB).
Salah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga,
yaitu dengan melakukan pendekatan
dengan dukun bayi yang ada di desa untuk bekerja sama dalam
pertolongan persalinan. Bidan dapat
memberikan imbalan jasa yang sesuai apabila dukun
menyerahkan ibu hamil untuk bersalin ke tempat bu bidan. Dukun bayi dapat di
libatkan dalam perawatan bayi baru lahir.
(Rita
Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 133)
2.4.3 Peran
Dukun Bayi dalam Memberikan Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil untuk Bersalin dengan Tenaga Kesehatan
1.
Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi
kesehatan tentang tanda bahaya selama kehamilan
2.
Dukun bayi mampu memberikan
penyuluhan promosi kesehatan tentang ketidaknyamanan selama kehamilan serta
cara mengatasinya.
3.
Dukun bayi mampu memberi penyuluhan
promosi kesehatan tantang pentingnya menjaga personal hygiene
4.
Dukun bayi mampu memberikan
penyuluhan tentang pentingnya tablet Fe pada ibu hamil yang anemia, atas
pengawasan bidan.
5.
Dukun bayi mampu mendeteksi dini resiko persalinan dengan harapan
dapat membantu tenaga kesehatan untuk membantu resiko persalinan yang terjadi.
6.
Dukun bayi dapat memberikan penyuluhan promosi kesehatan
dengan memotivasi ibu hamil agar bersalin dengan tenaga kesehatan.
7.
Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan
tentang tanda bahaya persalinan.
8.
Dukun bayi dapat memberikan penyuluhan promosi kesehatan
pada ibu hamil untuk persiapan persalinanan.
9. Dukun bayi mampu memberi penyuluhan promosi kesehatan
tentang cara mengejan yang baik saat bersalin.
10. Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang pentingnya perawatan
payudara.
11.
Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi
kesehatan untuk pemberian ASI Eksklusif segera setelah persainan.
12. Dengan memberi penyuluhan dan
promosi kesehatan diharapkan dukun bayi mampu meningkatkan harapan hidup ibu
dan bayi.
2.5 LANGKAH – LANGKAH PEMBINAAN
DUKUN
Pembinaan dukun di lakukan dengan memperhatikan kondisi,
adat, dan peraturan dari masing – masing daerah atau dukun berasal, karena
tidaklah mudah mengajak seorang dukun untuk mengikuti pembinaan.
Beberapa
langkah yang dapat di lakukan bidan dalam pembinaan dukun adalah sebagai
berikut :
1.
Meminta bantuan pamong desa untuk memotivasi
dukun bayi agar bersedia mengikuti pelatihan – pelatihan dukun yang di
selenggarakan.
2.
Mengajak dukun bayi yang sudah di latih untuk
ikut serta memberikan penyuluhan dan membantu melakukan deteksi dini ibu risiko
tinggi di posyandu maupun pada kegiatan – kegiatan yang ada di masyarakat.
(Rita Yulifah, Tri Johan
Agus Y. 2009 : 132 - 133)
2.6
HAMBATAN DAN SOLUSI DALAM PEMBINAAN DUKUN
Hambatan
– hambatan yang sering di jumpai dalam melakukan pembinaan dukun di masyarakat
di antaranya adalah sebagai berikut :
a.
Sikap dukun yang kurang kooperatif
b.
Kultur yang kuat
c.
Sosial ekonomi
d.
Tingkat pendidikan
2.6.1 Sikap Dukun yang
Kurang Kooperatif
Faktor yang menyebabkan sikap dukun tidak kooperatif
adalah adanya perasaan malu apabila di latih oleh bidan, dukun merasa tersaingi
oleh bidan, dan dukun terlalu idealis dengan cara pertolongan persalinan yang
di lakukan.
Solusi
:
Informasikan dan tekankan kepada dukun bahwa pembinaan
yang di lakukan bukan untuk melakukan perubahan metode atau kebiasaan yang di
lakukan oleh dukun dalam melakukan pertolongan persalinan atau untuk bersaing.
Akan tetapi, pembinaan yang di lakukan bertujuan untuk memberikan suatu
pemahaman baru dalam pelayanan kebidanan. Bidan harus mengajak dukun untuk
bekerja sama dengan cara memberikan imbalan sebagai ucapan terima kasih.
Libatkan dukun dalam perawatan bayi baru lahir, misalnya memandikan bayi.
2.6.2 Kultur yang Kuat
Sosial budaya mengenai dukun yang merupakan hambatan
dalam upaya pembinaan dukun adalah
sebagai berikut :
a.
Dukun bayi biasanya adalah orang yang di
kenal masyarakat setempat.
b.
Kepercayaan masyarakat terhadap dukun di
peroleh secara turun temurun.
c.
Dukun bayi masih memiliki peranan penting
bagi perempuan di pedesaan.
d.
Biaya pertolongan persalinan dukun jauh lebih
murah daripada tenaga kesehatan.
e.
Pelayanan dukun di lakukan sampai ibu selesai
masa nifas.
f.
Masyarakat masih terbiasa dengan cara – cara
tradisional.
Solusi
:
Lakukan berbagai metode pendekatan dengan tokoh – tokoh
masyarakat, misalnya pamong desa, para petua – petua desa, tokoh agama yang
sangat berpengaruh pada pola pikir masyarakat dengan memberikan penjelasan
pentingnya pembinaan dukun, sehingga tokoh – tokoh masyarakat dapat melakukan
advokasi kepada masyarakat, dan dapat memperbaiki kebudayaan yang melekat pada
diri masyarakat yang dapat merugikan kesehatan terutama kesehatan ibu dan bayi.
2.6.3 Sosial Ekonomi
Masyarakat denagn sosial ekonomi rendah atau miskin
dengan pendidikan yang rendah cenderung mencari pertolongan persalinan pada
dukun. Masyarakat yang demikian beranggapan bahwa dukun adalah seorang
pahlawan, karena melahirkan di dukun lebih murah, dukun bersedia di bayar
dengan barang, dan pembayarannya dapat di angsur.
Solusi
:
Sosialisasikan atau apabila di butuhkan musyawarahkan
dengan masyarakat tentang biaya persalinan di tenaga kesehatan (bidan). Bidan
harus dapat bekerja sama dengan masyarakat mengenai persalinan, berdayakan
masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan bayi dengan pertolongan
persalinan di tenaga kesehatan. Bidan dapat bekerja sama dengan masyarakat untuk
melakukan pemetaan ibu hamil, membentuk tabungan ibu bersalin (Tabulin), donor
darah berjalan, dan ambulans desa.
2.6.4 Tingkat pendidikan
Kebanyakan di masyarakat, dukun adalah orang tua yang
harus di hormati dan mempunyai latar belakang pendidikan rendah. Oleh karena
dukun memliki latar belakang pendidikan rendah, sehingga tidak jarang dukun
sulit untuk menerima pemahaman dan pengetahuan baru.
Solusi
:
Bidan harus memiliki ketrampilan komunikasi interpersonal
dan memahami tradisi setempat untuk melakukan pendekatan dan pembinaan ke dukun
– dukun. Lakukan pendekatan sesuai dengan tingkat pendidikan dukun, sehingga
mereka dapat memahami dan menerima pengetahuan serta pemahaman baru khususnya
mengenai kahamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.
(Rita Yulifah, Tri Johan
Agus Y. 2009 : 136 - 138)
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pengertian
dukun bayi Dukun bayi adalah orang yang dianggap terampil dan
dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak
sesuai kebutuhan masyarakat.
(Dep Kes RI. 1994 : 2).
Dukun
bayi adalah seorang wanita atau pria yang menolong persalinan. Kemampuan ini
diperoleh secara turun menurun dari ibu kepada anak atau dari keluarga dekat
lainnya (Kusnada Adimihardja).
Tujuan pembinaan adalah untuk meningkatkan status dukun, maka di
lakukan upaya pelatihan dan pembinaan dukun dengan tujuan :
a.
Agar mereka memiliki pengetahuan dan ide baru
yang dapat di sampaikan dan diterima oleh anggota masyarakat.
b.
Memperbesar peran dukun bayi dalam program KB
dan pendidikan kesehatan di berbagai aspek kesehatan reproduksi dan kesehatan
anak.
c.
Untuk memperbaiki kegiatan – kegiatan yang
sebenarnya sudah dilakukan oleh dukun, seperti memberikan, saran tentang
kehamilan, melakukan persalinan bersih dan aman, serta mengatasi masalah yang
mungkin muncul pada saat persalinan, sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat
dikurangi atau di cegah sedini mungkin.
(Rita Yulifah, Tri Johan
Agus Y. 2009 :133)
Tujuan supervisi /
bimbingan dukun bayi :
a.
Menjaga,
menpertahankan, meningkatkan ketrampilan dukun bayi
b.
Menjaga,
mempertahankan dan meningkatkan cakupan hasil kegiatan dukun dalam merawat
bumil, bulin dan bufas
c.
Sebagai
kesempatan pemasukan bahan habis pakai
d.
Sebagai
bahan asupan dalam penyusunan laporan kegiatan petugas puskesmas.
Peran
Dukun Bayi dalam Memberikan Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil untuk Bersalin
dengan Tenaga Kesehata
a. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi
kesehatan tentang tanda bahaya selama kehamilan
b. Dukun bayi mampu memberikan
penyuluhan promosi kesehatan tentang ketidaknyamanan selama kehamilan serta
cara mengatasinya.
c. Dukun bayi mampu memberi penyuluhan
promosi kesehatan tantang pentingnya menjaga personal hygiene
d. Dukun bayi mampu memberikan
penyuluhan tentang pentingnya tablet Fe pada ibu hamil yang anemia, atas
pengawasan bidan.
e. Dukun bayi mampu mendeteksi dini
resiko persalinan dengan harapan dapat membantu tenaga kesehatan untuk membantu
resiko persalinan yang terjadi.
f. Dukun bayi dapat memberikan
penyuluhan promosi kesehatan dengan memotivasi ibu hamil agar bersalin dengan
tenaga kesehatan.
g. Dukun bayi mampu memberikan
penyuluhan promosi kesehatan tentang tanda bahaya persalinan.
h. Dukun bayi dapat memberikan
penyuluhan promosi kesehatan pada ibu hamil untuk persiapan persalinanan.
i.
Dukun
bayi mampu memberi penyuluhan promosi kesehatan tentang cara mengejan yang baik
saat bersalin.
j.
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang pentingnya perawatan
payudara.
k. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi
kesehatan untuk pemberian ASI Eksklusif segera setelah persainan.
l.
Dengan
memberi penyuluhan dan promosi kesehatan diharapkan dukun bayi mampu
meningkatkan harapan hidup ibu dan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Yulifah Rita, Tri Johan
Agus Yuswanto.2009.”Asuhan Kebidanan Komunitas”.Jakarta:Salemba Medika
Dep
Kes RI.1994.”Pedoman Supervisi Dukun Bayi
Yulaikhah,
Lily S. Si.T. 2008. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : EGC
Rochjati,
Poedji. 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya : Airlangga
University Press
Hidayati,
Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis.
Jakarta : Salemba Medika
Yulifah,
Rita. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika
Syafrudin,
SKM, M. Kes, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC
Syaifudin,
Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuaba,
Ida Bagus gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar