MAKALAH
DEPRESI POST
PARTUM
MATA KULIAH PELAYANAN KB
Dosen Pembimbing : Agus Lamadiani, SST
Disusun Oleh :
Kelompok V / Kelas C / Semester IV
Nama kelompok :
·
Fitri Rahmawati
·
Milsa Emy .I
·
Mira Agustina
·
Siti
Nur’Aini
·
Yuliani
·
Yulita Anugerahni
AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RAYA
PALANGKARAYA
2012 / 2013
KATA
PENGANTAR
Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, penyusun bersyukur dan
berterima kasih, karena penyertaan-Nya penuyusun dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat dikemudian
harinya sebagai sumber informasi bagi banyak orang.
Dalam penyelesaian
makalah ini, penyusun banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya
makalah ini dapat diselesaikan, walaupun masih banyak kekurangannya. Jika
terjadi kekeliruan didalam makalah ini penyusun mohon maaf sebesar-besarnya.
Atas perhatiannya penyusun mengucapkan terima kasih.
Palangka Raya, April 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
I.
Pendahuluan................................................................................................ 1
1.1
Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2
Tujuan ................................................................................................. 1
II.
TinjauanTeori............................................................................................... 2
2.1. Adaptasi psikologi masa nifas........................................................ 2
2.2.Depresi pasca persalinan................................................................... 3
2.2.1.
Faktor-faktor yang menyebabkan depresi post
partum.......... 3
2.2.2.
Gejala-gejala depresi post
partum.......................................... 4
2.2.3.
Faktor
resiko........................................................................... 6
2.3.Diagnosis depresi pasca
natal........................................................... 6
2.3.1.
Kadar
hormon......................................................................... 6
2.3.2.
Pemeriksaan pasca
natal......................................................... 6
2.4.Merawat depresi................................................................................ 6
2.4.1.
Terapi
obat.............................................................................. 7
2.4.2.
Terapi
hormon......................................................................... 7
2.4.3.
Dukungan medis..................................................................... 7
2.4.4.
Pemulihan............................................................................... 7
2.4.5.
Strategi
pencegahan................................................................ 7
Asuhan
kebidanan pada ibu nifas dengan depresi post partum
terhadap Ny. Y umur 21 tahun di BPS sehat
sentosa palangka raya....... 8
catatan
perkembangan 28 hari setelah persalinan.................................... 13
catatan
perkembangan 33 hari setelah persalinan.................................... 14
catatan
perkembangan 3 minggu setelah persalinan................................ 15
III.
Penutup...... ............................................................................................ 16
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagian perempuan
menganggap bahwa masa–masa setelah melahirkan adalah masa–masa sulit yang akan
menyebabkan mereka mengalami tekanan secara emosional. Gangguan–gangguan
psikologis yang muncul akan mengurangi kebahagiaan yang dirasakan, dan sedikit
banyak mempengaruhi hubungan anak dan ibu dikemudian hari. Hal ini bisa muncul
dalam durasi yang sangat singkat atau berupa serangan yang sangat berat 1qselama berbulan–bulan atau bertahun –
tahun lamanya
Setelah melahirkan, banyak
wanita memiliki suasana hati yang berubah-ubah. Mereka mungkin merasa bahagia
di satu saat, kemudian sedih saat berikutnya. Beberapa wanita juga dapat
kehilangan nafsu makan mereka, menderita masalah tidur, dan merasa sedih.
Tapi, gejala ini seringkali disebabkan oleh “baby blues” – kondisi temporer
yang dialami 50-80% wanita setelah melahirkan. Jika Anda tidak merasa
lebih baik setelah seminggu atau lebih, Anda mungkin mengalami apa yang
disebut sebagai depresi postpartum (depresi pasca
melahirkan). Depresi postpartum memengaruhi sekitar 10-15% wanita setelah
melahirkan.
1.2. Tujuan
1.2.1.
Mengetahui apa itu
gangguan psikologi post partum.
1.2.2.
Mengetahui apa
saja gangguan psikologi post partum
1.2.3.
Mengetahui penyebab gangguan psikologi post
partum.
1.2.4.
Mengetahui gejala pada gangguan psikologi post
partum.
1.2.5.
Mengetahui gambaran klinis gangguan psikologi
post partum.
1.2.6.
Mengetahui pencegahan gangguan psikologi post
partum.
1.2.7.
Mengetahui bagaimana penanganan gangguan
psikologi post partum.
BAB II
TINJAUAN
TEORI
2.1.
Adaptasi Psikologis Masa Nifas
Masa nifas merupakan masa yang paling
kritis dalam kehidupan ibu dan bayi, diperkirakan 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam
24 jam pertama. Dengan pemantauan dan asuhan yang dilakukan pada ibu dan bayi
pada masa nifas diharapkan dapat mencegah atau bahkan menurunkan angka kematian
ibu dan angka kematian bayi.
Perubahan psikologis mempunyai peranan
yang sangat penting. Pada masa ini, ibu nifas menjadi sangat sensitive,
sehingga diperlukan pengertian dari keluarga-keluarga terdekat. Peran bidan
sangat dalam hal memberi pengarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta
pendekatan psikologis yang dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi
perubahan psikologis yang patologis.
1.
Proses
adaptasi psikologis ibu pada masa nifas
Perubahan psikologis normal karena kelahiran anak yang berarti dan
bermakna, sehingga timbul perubahan sikap dari ibu dan keluarga terhadap
bayinya. Ibu menjadi lebih sensitif.
2.
Masa
transisi pada post partum, yang harus diperhatikan adalah:
a.
Phase
Honeymoon
v
Ikatan
kasih (Bonding dan attachment)
b.
Phase
pada masa nifas
v Phase “Taking in”
v Phase “Taking hold”
v Letting go
3.
Peran
bidan
·
Memberi
pengarahan pada keluarga
·
Memberi
pengarahan/pengertian pada ibu nifas
·
Fase
taking in
Merupakan periode ketergantungan yang
berkelanjutan dari hari pertama pertama sampai hari kedua setelah melahirkan.
Fokus perhatian pada dirinya sendiri, nafsu makan meningkat, cenderung pasif
pada lingkungannya.
2.2.
Depresi Pasca Persalinan
Depresi pascapersalinan dialami oleh
34% ibu, biasanya timbul pada minggu-minggu atau bulan-bulan pertama setelah
melahirkan dan menetap selama 1 tahun atau lebih. Depresi bukan satu-satunya
gejala utama, meskipun hal itu biasanya tampak jelas. Gejala lain antara lain
rasa kelelahan, mudah tersinggung, mudah menangis, tingkat energi dan
motivasinya rendah, rasa tidak berdaya, tidak mempunyai harapan, kehilangan
libido dan nafsu makan, serta gangguan tidur. Dapat pula mengalami sakit
kepala, asma, sakit punggung, keputihan, dan sakit perut. Gejala juga termasuk
pikiran terobsesi, takut mencederai bayinya atau dirinya sendiri, pikiran bunuh
diri, dan depersonalisasi.
2.2.1. Faktor-Faktor Yang
Menyebabkan Depresi Post Partum
Depresi postpartum tidak
berbeda secara mencolok dengan gangguan mental atau gangguan emosional. Suasana
sekitar kehamilan dan kelahiran dapat dikatakan bukan penyebab tapi pencetus
timbulnya gangguan emosional. Penyebab nyata terjadinya gangguan pasca melahirkan
adalah adanya ketidakseimbangan hormonal ibu, yang merupakan efek sampingan
kehamilan dan persalinan.
Faktor lain yang dianggap
sebagai penyebab munculnya gejala ini adalah masa lalu ibu tersebut, yang
mungkin mengalami penolakan dari orang tuanya atau orang tua yang
overprotective, kecemasan yang tinggi terhadap perpisahan, dan ketidakpuasaan
dalam pernikahan.
Perempuan yang memiliki
riwayat masalah emosional rentan terhadap gejala depresi ini, kepribadian dan
variabel sikap selama masa kehamilan seperti kecemasan, kekerasan dan kontrol
eksternal berhubungan dengan munculnya gejala depresi.
Karakteristik wanita yang berisiko mengalami
depresi postpartum adalah : wanita yang mempunyai sejarah pernah mengalami
depresi, wanita yang berasal dari keluarga yang kurang harmonis, wanita yang
kurang mendapatkan dukungan dari suami atau orang–orang terdekatnya selama
hamil dan setelah melahirkan, wanita yang jarang berkonsultasi dengan dokter
selama masa kehamilannya misalnya kurang komunikasi dan informasi, wanita yang
mengalami komplikasi selama kehamilan.
Depresi pascasalin
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
1. Biologis. Faktor biologis
dijelaskan bahwa depresi postpartum sebagai akibat kadar hormon seperti
estrogen, progesteron dan prolaktin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
dalam masa nifas atau mungkin perubahan hormon tersebut terlalu cepat atau
terlalu lambat.
2. Karakteristik ibu, yang
meliputi :
v Faktor umur. Sebagian besar
masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi seseorang perempuan untuk
melahirkan pada usia antara 20–30 tahun, dan hal ini mendukung masalah periode
yang optimal bagi perawatan bayi oleh seorang ibu. Faktor usia perempuan yang
bersangkutan saat kehamilan dan persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan
mental perempuan tersebut untuk menjadi seorang ibu.
v Faktor pengalaman. Depresi
pascasalin ini lebih banyak ditemukan pada perempuan primipara, mengingat bahwa
peran seorang ibu dan segala yang berkaitan dengan bayinya merupakan situasi
yang sama sekali baru bagi dirinya dan dapat menimbulkan stres.
v Faktor pendidikan.
Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan sosial dan konflik
peran, antara tuntutan sebagai perempuan yang memiliki dorongan untuk bekerja
atau melakukan aktivitasnya diluar rumah, dengan peran mereka sebagai ibu rumah
tangga dan orang tua dari anak–anak mereka.
3. Faktor selama proses
persalinan. Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta intervensi medis yang
digunakan selama proses persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik yang
ditimbulkan pada saat persalinan, maka akan semakin besar pula trauma psikis
yang muncul dan kemungkinan perempuan yang bersangkutan akan menghadapi depresi
pascasalin.
4. Faktor dukungan sosial.
Banyaknya kerabat yang membantu pada saat kehamilan, persalinan dan pascasalin,
beban seorang ibu karena kehamilannya sedikit banyak berkurang.
Berdasarkan uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab depresi postpartum adalah faktor
konstitusional, faktor fisik yang terjadi karena adanya ketidakseimbangan
hormonal, faktor psikologi, faktor sosial dan karakteristik ibu
2.2.2. Gejala-Gejala Depresi Post
Partum
Dengan pendidikan antenatal, meliputi
emosional orang tua, ibu dengan perasaan sedih sementara dan resiko depresi pascanatal,
akan membantu wanita dan
pasangannya mengenali
gejala dini dan sedikit mengurangi rasa bersalah dan cemas.
Janji temu antenatal harus dilakukan
untuk menaikan dukungan hubungan interpersonal antara pasien dan tim pelayanan
masyarakat, untuk mengenal wanita yang kurang dukungan dari keluarganya sendiri
dan yang mempunyai sedikit teman.
Depresi merupakan gangguan
yang betul–betul dipertimbangkan sebagai psikopatologi yang paling sering
mendahului bunuh diri, sehingga tidak jarang berakhir dengan kematian. Gejala
depresi seringkali timbul bersamaan dengan gejala kecemasan. Manifestasi dari
kedua gangguan ini lebih lanjut sering timbul sebagai keluhan umum seperti :
sukar tidur, merasa bersalah, kelelahan, sukar konsentrasi,
hingga pikiran mau bunuh diri. Keluhan dan gejala depresi
postpartum tidak berbeda dengan yang terdapat pada kelainan depresi lainnya.
Hal yang terutama
mengkhawatirkan adalah pikiran – pikiran ingin bunuh diri, waham–waham paranoid
dan ancaman kekerasan terhadap anak–anaknya. Tetapi dibandingkan dengan
gangguan depresi yang umum, depresi postpartum mempunyai karakteristik yang
spesifik antara lain :
1. Mimpi buruk. Biasanya
terjadi sewaktu tidur REM. Karena mimpi – mimpi yang menakutkan, individu itu
sering terbangun sehingga dapat mengakibatkan insomnia.
2. Insomnia. Biasanya timbul
sebagai gejala suatu gangguan lain yang mendasarinya seperti kecemasan dan
depresi atau gangguan emosi lain yang terjadi dalam hidup manusia.
3. Fobia. Rasa takut yang
irasional terhadap sesuatu benda atau keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau
ditekan oleh pasien, biarpun diketahuinya bahwa hal itu irasional adanya. Ibu
yang melahirkan dengan bedah Caesar sering merasakan kembali dan mengingat
kelahiran yang dijalaninya. Ibu yang menjalani bedah Caesar akan merasakan
emosi yang bermacam–macam. Keadaan ini dimulai dengan perasaan syok dan tidak
percaya terhadap apa yang telah terjadi. Wanita yang pernah mengalami bedah
Caesar akan melahirkan dengan bedah Caesar pula untuk kehamilan berikutnya. Hal
ini bisa membuat rasa takut terhadap peralatan peralatan operasi dan jarum.
4. Kecemasan. Ketegangan, rasa
tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu
yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahuinya.
5. Meningkatnya sensitivitas.
Periode pasca kelahiran meliputi banyak sekali penyesuaian diri dan pembiasaan
diri. Bayi harus diurus, ibu harus pulih kembali dari persalinan anak, ibu
harus belajar bagaimana merawat bayi, ibu perlu belajar merasa puas atau bahagia
terhadap dirinya sendiri sebagai seorang ibu. Kurangnya pengalaman atau
kurangnya rasa percaya diri dengan bayi yang lahir, atau waktu dan tuntutan
yang ekstensif akan meningkatkan sensitivitas ibu.
6. Perubahan mood. Depresi
postpartum muncul dengan gejala sebagai berikut : kurang nafsu makan, sedih –
murung, perasaan tidak berharga, mudah marah, kelelahan, insomnia, anorexia,
merasa terganggu dengan perubahan fisik, sulit konsentrasi, melukai diri,
anhedonia, menyalahkan diri, lemah dalam kehendak, tidak mempunyai harapan
untuk masa depan, tidak mau berhubungan dengan orang lain. Di sisi lain kadang
ibu jengkel dan sulit untuk mencintai bayinya yang tidak mau tidur dan menangis
terus serta mengotori kain yang baru diganti. Hal ini menimbulkan kecemasan dan
perasaan bersalah pada diri ibu walau jarang ditemui ibu yang benar–benar
memusuhi bayinya. Depresi postpartum sering disertai gangguan nafsu makan dan
gangguan tidur, rendahnya harga diri dan kesulitan untuk mempertahankan
konsentrasi atau perhatian.
2.2.3.
Faktot Resiko
Faktor resiko mayor utama untuk
terjadinya depresi pascanatal termasuk:
·
Riwayat
penyakit psikiatri terutama depresi
·
Gangguan
suasana hati
·
Kesulitan
hubungan interpersonal
·
Kurang
dukungan
·
Pengalaman
peristiwa negatif yang baru terjadi seperti baru kehilangan orang yang
dikasihi.
Faktor resiko minor termasuk :
·
Penghasilan
rendah
·
Kelahiran
bermasalah
·
Ibu
dengan perasaan sedih yang berat
·
Masalah
fisik pada bayi
2.3. Diagnosis Depresi Pascanatal
Tidak ada yang pasti untuk menyakinkan
diagnosis depresi pascanatal, hanya dibuat berdasarkan penilaian secara klinik.
2.3.1.
Kadar hormon
Periode setelah melahirkan didominasi
oleh perubahan kadar hormon, tetapi tidak ada bukti bahwa hormon khusus pada
wanita dengan pascanatal berbeda dengan wanita yang tidak mengalami depresi.
Namun, penelitian menunjukkan ada sedikit peningkatan resiko pada wanita yang
terdapat tes positif terhadap penyakit autoimun tiroid.
2.3.2. Pemeriksaan Pascanatal
Disamping dilakukan pemantauan
kesehatan umumnya selama periode pascanatal, pemeriksaan pascanatal dalam enam
minggu memberikan suatu kesempatan yang ideal bagi dokter atau petugas
kesehatan untuk menilai keadaan mental ibu.
2.4. Merawat depresi
Pada hampir semua kasus, depresi
pascanatal hanya berlangsung beberapa minggu. Gejalanya ditangani dengan
dukungan psikologis dengan atau tanpa menggunakan terapi obat. Disamping dukungan perhatian
masyarakat, berbagai intervensi psikologis terbukti menguntungkan bagi wanita
yang mengalami depresi pascanatal. Ini termasuk:
·
Konseling
tidak langsung berbasis komunitas
·
Terapi
pengenalan tingkah laku
·
Psikoterapi
2.4.1.
Terapi Obat
Ketika intervensi psikologis efektif
dalam penanganan depresi pascanatal yang ringan atau sedang, lebih berguna bila
disertai tambahan terapi obat. Bagi pasien yang mengalami depresi sedang sampai
berat yang tidak ada respons terhadap tindakan psikologis, bisa diberikan obat
antidepresan. Ada beberapa kasus yang berkembang ke arah gejala psikotik harus
diberikan obat antidepresan. Ada beberapa kasus yang berkembang ke arah gejala
psikotik harus diberikan pengobatan lebih lanjut dengan obat penenang
(tranqulizer).
Suatu dilema muncul pada wanita yang
masih menyusui bayinya selama pengobatan. Keuntungan obat untuk ibunya harus
diimbangi terhadap efek samping yang mungkin timbul pada bayinya, terutama bagi
wanita yang membutuhkan obat dengan dosis tinggi.
2.4.2.
Terapi Hormon
Setelah terjadi perubahan pola
hormonal dalam enam minggu setelah melahirkan, progesteron maupun estrogen
telah dianjurkan untuk pengobatan depresi pascanatal.
Tetapi masih belum ada bukti bahwa
progesteron efektif. Penggunaan estrogen belum diizinkan dan hanya digunakan
untuk percobaan secara klinik. Namun, akhirnya mempunyai peranan yang
menguntungkan bagi beberapa wanita.
2.4.3.
Dukungan Medis
Walaupun hampir semua wanita bisa
mendapat pelayanan yang dilakukan oleh tim layanan masyarakat, yang menyediakan
fasilitas untuk mengurus ibu dan anak, namun hanya sedikit yang
memanfaatkannya. Mereka lebih memilih layanan psikiatri dengan berobat jalan
atau dirawat.
Pada tahap permulaan dengan melibatkan
perawat psikiatri dan juga monitoring spesialis memberikan pasien dan
keluarganya dukungan tambahan untuk perkembangannya.
2.4.4.
Pemulihan
Sekalipun tidak diobati, sebagian
besar wanita akan pulih dalam tiga sampai enam minggu. 10% dari wanita yang
depresi pascanatal akan tetap mengalami gejala satu tahun kemudian, dengan
persentasi yang lebih sedikit tetap mengalami gangguan jiwa yang sering kambuh
kronis. Depresi bisa terjadi berulang pada kehamilan berikutnya.
2.4.5.
Strategi pencegahan
Kesadaran akan resiko depresi, dengan
sedapat mungkin membuat rencana pencegahan, bisa mengureangi insiden terhadap
depresi.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN
DEPRESI POST PARTUM TERHADAP Ny. “Y”
DI BPS SEHAT SENTOSA PALANGKA RAYA
TAHUN 2007
I. PENGUMPULAN
DATA DASAR tanggal 21 Juli 2007 pukul 14.00 WIB
A. Identitas
Nama : Yeni
Susanti Nama suami : Jatmiko
Umur : 21
tahun umur : 30
tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : DIII Pendidikan : S1
Suku : Jawa Suku : Jawa
Alamat : Jalan Melati No. 45 Alamat : Jalan melati No. 45
Kota palangka raya Kota
palangka
raya
B. Anamnesa
1. Keluhan
utama
Ibu post partum 2 minggu yang lalu mengeluh
sangat merasa sedih, tidak ingin melihat apalagi mendekati bayinya, karena
lahir bayi perempuan, ibu tidak nafsu makan, merasa lelah yang berlebihan dan
tidak bisa tidur.
2. Riwayat
persalinan
Anak lahir
tanggal : 7 Juli 2007 pukul 12.30 WIB
Jenis
kelamin :
Perempuan
jenis persalinan : spontan
No
|
Keadaan
|
Uraian
|
Jumlah Perdarahan
|
Lamanya
|
1.
|
Kala I
|
Lamanya 5 jam
|
Blood
slym
|
4 jam 45
menit
|
2.
|
Kala II
|
Pukul 12.30 WIB, persalinan spontan jenis kelamin
perempuan, BB 3500 gram, PB 48 cm , apgar score 10 rupture perineum tidak ada
|
50 cc
|
15 menit
|
3.
|
Kala III
|
Plasenta lahir pukul 12.45 dengan manajemen aktif kala
III, berat plasenta 500 gr, panjang tali pusat 20 cm, kotiledon dan fisik lengkap
|
150 cc
|
15 menit
|
4.
|
Kala IV
|
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TFU 2 jari di
bawah pusat kontraksi baik, tidak ada nyeri tekan TD : 120/70, RR
: 20 x/menit, suhu 360C, pols 80 x/menit
|
100 cc
|
2 jam
|
3. Pola
Kehidupan
a. Eliminasi
Sebelum
melahirkan : Ibu mengatakan BAB 1 kali
sehari
Ibu mengatakan BAK 6-8 kali perhari/sesuai
jumlah banyak, jernih
Setelah
melahirkan : Ibu mengatakan
BAB 2 kali sehari
Ibu mengatakan BAK 3-4 kali sehari, jumlah
banyak dan warna jernih
c.
Nutrisi : ibu makan 3 kali sehari, dengan porsi 1
piring nasi, sayur, lauk-pauk, Ibu sering minum susu, nafsu makan ada, minum
6-8 gelas/hari
d.
Istirahat : ibu mengatakan tidur 2 kali sehari, malam 8 jam, siang 1 sampai 2 jam perhari
e.
Aktifitas : ibu mengatakan masih perlu bantuan untuk
beraktivitas
f.
Personal
hygiene : mandi 1 x sehari, ganti pakaian 2 x sehari, cuci
rambut 1 x seminggu
4. Riwayat
Kesehatan Sekarang
Keluhan ibu sekarang
adalah sulit tidur, cemas, tidak nafsu makan, perasaan tidak berdaya, tidak
senang melihat bayinya, tidak perhatian terhadap bayinya dan penampilan
dirinya.
5. Keadaan
psikologi
Ibu sedih tidak mau melihat atau merawat bayinya
karena bayi lahir perempuan ibu cemas takut bila suami dan keluarga tidak
menyukai bayinya.
C. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan
umum : ibu
tampak kusut dan lemah
Kesadaran :
composmentis
b. Tanda-tanda
vital :
TD : 100/70
mmHg
Nadi :
90 x/menit
Suhu : 36oC
RR : 24
x/menit
c. Pemeriksaan
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi
1.
Rambu` : hitam, pendek dan agak lepek
2.
Wajah : tidak
ada oedema dan cloasma gravidarum
3.
Mata : konjungtiva
agak pucat, skelera tidak ikterik, tidak ada pembengkakan
4.
Hidung : simetris, bersih, tidak ada peradangan, tidak ada
polip, fungsi penciuman normal
5.
Mulut : kurang bersih, terdapat
stomatitis, tidak ada caries, pengecapan baik
6.
Telinga : simetris kanan/kiri, keadaan
bersih, pendengaran normal
7.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid dan vena jugolaris
8.
Dada : simetris kanan dan kiri, gerakan dada saat inspirasi dan
ekspirasi seirama, tidak terdengar ronchi, tidak terdengar wheezing, suara
nafas baik, jantung tidak ada mur-mur.
9.
Payudara : simetris kanan/kiri,
puting menonjol, tidak ada benjolan, keadaan kurang bersih, terjadi
pembengkakan
10.
Abdomen : TFU tidak teraba, tidak ada
nyeri tekan, terdapat strie albican
11.
Genetalia : genetalia kurang bersih,
tidak ada luka heating, lochea alba, tidak ada oedema dan hemoroid.
12.
Ekstremitas :
a.
Atas : simetris
kanan dan kiri, tidak ada cacat, bebas digerakkan, lengkap, kurang bersih, kuku
pada jari tangan panjang-panjang dan kotor
b.
Bawah : simetris
kanan-kiri, tidak ada cacat, bebas di gerakan, lengkap kurang bersih, kuku pada
jari kaki panjang dan kotor tidak ada varices dan oedema.
II. INTERPRESTASI
DATA DASAR
A. Diagnosa
Ibu P3Ao post partum
2 minggu dengan depresi post partum
Dasar :
Ibu P3Ao post partum
tanggal 21 Juli 2007 pukul 14.00 WIB
Ibu mengatakan sulit tidur, tidak nafsu makan,
perasaan tidak berdaya, tidak senang melihat bayinya, tidak mau mendekati
bayinya, tidak ada perhatian terhadap penampilannya dengan keadaan ibu yang
kotor dan lemah.
B. Masalah
1.
Gangguan pemenuhan
nutrisi
Dasar :
a. P3Ao post
partum tanggal 21 Juli 2007 pukul 14.00 WIB
b. Ibu
tidak nafsu makan
c. Ibu
makan 2 kali sehari dengan porsi ½ piring nasi, ¼ mangkuk sayur dan lauk pauk
2.
Gangguan pola istirahat
Dasar :
a. P3Ao post
partum tanggal 21 Juli 2007 pukul 14.00 WIB
b. Ibu
mengatakan sulit tidur, tidur 4-5 jam/hari
c. Ibu
tidak pernah tidur siang
3.
Gangguan personal
hygiene
Dasar :
a. Ibu
tidak perhatian terhadap dirinya dengan keadaan tubuh yang kotor
b. Ibu
tidak mandi 1x seminggu
c. Ibu
cuci rambut 1 x seminggu
d. Ibu
tidak mau merawat diri
C. Kebutuhan
1. Informasi
perawatan bayi sehari-hari
2. Pemenuhan
nutrisi ibu nifas
3. Penyuluhan
personal hygiene
4. Penanganan
depresi post partum
III. IDENTIFIKASI
DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
1. Potensial
terjadi depresi berat
Dasar :
a. Ibu
sulit tidur
b. Ibu
merasa sedih
c. Ibu
tidak mau melihat apalagi mendekati bayinya
d. Ibu
tidak ada perhatian terhadap penampilah dirinya
2. Potensial
mastitis dan abses
Dasar :
a. Keadaan
payudara yang kotor
b. Air
susu yang tidak disusukan pada anaknya
IV. KEBUTUHAN
TERHADAP INTERVENSI DAN KOLABORASI SEGERA
Kolaborasi dengan dokter atau psikiater untuk
mendapat terapi
V. PERENCANAAN
ASUHAN
1. Jelaskan
pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini
a. Jelaskan
pada ibu bahwa ibu menderita depresi post partum yaitu depresi setelah
melahirkan karena tidak mengingkan anak perempuan.
b. Libatkan
keluarga untuk membantu ibu untuk beristirahat, melakukan aktivitas dan
melakukan interaksi dengan bayinya.
2. Observasi
keadaan umum ibu dan tanda vital
a. Memantau
keadaan ibu apakah masih lemah dan kusut
b. Memantau
TD, nadi, suhu dan pernafasan ibu
3. Bantu
ibu memenuhi kebutuhan nutrisi dan personal hygiene
a. Anjurkan
pada ibu untuk makan 3 x sehari dengan menu yang sehat dan bergizi.
b. Ajarkan
ibu untuk menjaga kebersihan dengan mandi sehari 2 kali, mencuci rambut 2 hari
1 kali, memotong kuku dan membersihkan payudara.
4. Ajarkan
tentang perawatan bayi
a. Ajarkan
cara memandikan bayi
b. Ajarkan
tentang cara perawatan tali pusat
c. Ajarkan
pada ibu tentang pemenuhan nutrisi yang baik untuk bayi
5. Libatkan
keluarga dan teman-teman terdekatnya untuk memberi dukungan dan semangat
6. Jelaskan
faktor-faktor yang memperberat depresi dan cara penanganannya
a. Jelaskan
hal-hal lain yang bisa menambah berat depresi
b. Ajarkan
ibu bagaimana cara penanganan, depresi postpartum
7. Kolaborasi
dengan dokter atau psikiater
VI. IMPLEMENTASI
ATAU PELAKSANAAN
1. menjelaskan
kepada ibu :
a. Menjelaskan
pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini bahwa ibu menderita, depresi
post partum yaitu depresi setelah melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan
hormonal, dukungan sosial, emotional relation ship (teman dekat) komunikasi dan
kedekatan, setruktur keluarga, antropologi, perkawinan, demografi, psikososial
dan lingkungan
b. Menjelaskan
pada ibu bahwa ibu mengalami depresi karena tidak menghendaki lahirnya anak
perempuan, oleh karena itu beri penjelasan pada ibu bahwa anak perempuan maupun
laki-laki sama saja, karena sama-sama titipan Tuhan.
2. Mengobservasi
keadaan ibu yaitu tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan ibu, melihat apakah
ibu masih lemah
3. Membantu
ibu memenuhi kebutuhan nutrisi dan personal hygiene dengan cara menganjurkan
ibu untuk makan 3 x sehari dengan menu yang sehat dan bergizi, ibu bisa makan
nasi dengan lauk, seperti tempe, tahu, telor, ikan, atau daging. Ibu anjurkan
banyak makan buah untuk memulihkan keadaan.
4. Mengajarkan
ibu tentang perawatan bayi yang benar, mandi lap, dan mandi rendam. Mengajarkan
ibu cara perawatan tali pusat dengan kasa steril, kasa tidak boleh basah dengan
alkohol atau betadin. Alkohol atau betadin hanya dioles dengan cotenbooth
5. Menganjurkan
keluarga dan teman-teman terdekat untuk memberi dukungan untuk
membantu ibu menjalin interaksi dengan anaknya dengan cara menggendong bayinya,
menyusuinya
6. Menjelaskan
pada ibu bahwa ada beberapa yang dapat memperberat depresi post partum antara
lain :
a. Ketidak
seimbangan hormon yang semakin meningkat
b. Lingkungan
dan keluarga yang tidak mendukung
c. Semangat
ibu untuk sembuh sendiri
Dan Mengajarkan cara penanganan depresi post
partum yaitu :
a. Batasi
pengunjung jika kehadiran mereka mengganggu istirahat
b. Untuk
sementara ini hindari konsumsi coklat atau gula berlebihan karena dapat memicu
depresi
c. Perbanyak
mendengar musik favorit agar merasa rileks, disarankan musik-musik yang
menenangkan
d. Lakukan
olahraga atau latihan-latihan ringan
e. Sesekali
berpergianlah agar tidak bosan
f. Dukungan
dari suami dan anggota keluarga lainnya sangat berpengaruh bagi keadaan psikis
ibu
VII. EVALUASI
1. Ibu
mengerti tentang kondisinya saat ini
2. Keadaan
umum ibu lemah, kesadaran composmentis
3. Tanda-tanda
vital
TD :
100/70 mmHg
Nadi :
90 x/menit
Suhu :
36oC
RR :
24 x/menit
4. Ibu
mengerti hal-hal yang dijelaskan dan mau melakukan hal-hal yang dianjurkan oleh
bidan
5. Ibu
mandi sore, tapi belum untuk mencuci rambutnya
6. Ibu
masih belum mau makan
CATATAN PERKEMBANGAN
28 hari setelah
persalinan
Tanggal 30 Juli 2007, pukul 16.00 WIB
Subjek :
1. Ibu
mengatakan sudah nafsu makan
2. Ibu
mulai menyayangi bayinya dan mau merawatnya
3. Ibu
mengatakan sudah mulai memperhatikan diri dan personal hygiene
Objek :
1. Keadaan umum ibu baik
2. Tanda-tanda vital :
TD :
100/70 mmHg
Nadi :
86 x/menit
Suhu :
36,5 oC
RR :
20 x/menit
3. a. Ibu
makan selalu dihabiskan
b. Ibu tampak
bersih dan rapih
c. Ibu sudah mau
menyusui anaknya
d. Eliminasi BAK
5-6 x/hari, BAB 2 hari sekali
e. TFU sudah tidak
teraba
f. Pengeluaran
pervaginam lochea alba
g. ASI sudah keluar
Assasment :
1. Depresi post partum sudah
berkurang
2. Penyuluhan tentang ASI
ekslusif
3. Penyuluhan tentang KB
Planning :
1. Latihan
terapi dengan konseling bidan ke ibu, dan dengan tujuan ibu untuk berinteraksi
dengan bayinya agar timbul rasa sayang
2. Anjurkan
ibu untuk tetap menyusui anaknya
3. Anjurkan
ibu untuk melaksanakan apa yang telah dianjurkan oleh bidan
4. anjurkan
ibu untuk tetap menjaga personal hygiene
5. Anjurkan
ibu untuk melakukan perawatan bayi sehari-hari
6. Jelaskan
jenis-jenis alat kontrasepsi yang dapat menjarangkan kehamilan
7. Jelaskan
keuntungan dan kerugian tiap-tiap alat kontrasepsi
8. Anjurkan
pada ibu untuk mendiskusikan kepada suami alat kontrasepsi apa yang akan
dipilih
CATATAN PERKEMBANGAN
33 hari setelah
persalinan
Tanggal 04 Agustus 2007, pukul 08.00 WIB
Subjek :
1. Ibu
mengatakan sudah mulai bisa tidur siang, waktu tidur sekarang 6-7 jam/hari
2. Ibu
mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi
Objek :
1. Keadaan umum ibu baik
2. Tanda-tanda vital :
TD :
100/80mmHg
Nadi :
80 x/menit
Suhu :
36,5 oC
RR :
20 x/menit
3. TFU sudah tidak teraba lagi
4. Pengeluaran pervaginam
berupa keputihan saja
5. ASI sudah keluar banyak
6. Eliminasi BAK : 6-8 x/hari.
Ibu BAB 1 x setelah lahir
7. Ibu sudah mulai menyayangi
bayinya
8. Ibu sudah mau menyusui dan
merawat bayinya
Assasment :
1. Penyuluhan tentang nutrisi
yang adekuat bagi ibu menyusui
2. Penyuluhan tentang hubungan
seksual sesudah masa nifas
Planning :
1. Persiapan
pemberian alat kontrasepsi yang dipilih ibu
2. Pemberian
alat kontrsepsi yang dipilih
3. Jelaskan
pada suami, dan ibu dapat memasukkan satu/dua jari dalam vagina tanpa nyeri
berarti fisik ibu sudah sehat
4. Anjurkan
ibu untuk kontrol jika terjadi komplikas
CATATAN PERKEMBANGAN
3 minggu setelah
persalinan
Tanggal 28 Juli 2007, pukul 08.00 WIB
Subjek :
1. Ibu
mengatakan sudah mulai bisa tidur siang, waktu tidur sekarang 6-7 jam/hari
2. Ibu
belum nafsu makan
Objek :
1. Keadaan umum ibu baik
2. Tanda-tanda vital :
TD :
100/70 mmHg
Nadi :
86 x/menit
Suhu :
36,5 oC
RR :
20 x/menit
3. Ibu belum mau makan
Ibu sudah mencuci rambutnya
Ibu sudah mau mandi sore
Ibu sudah mau membersihkan payudara
4. TFU sudah tidak teraba
5. Pengeluaran lochea alba
6. Mastitis, dan abses payudara
sudah mulai sembuh
7. Eliminasi BAK : 3-4 x/hari.
Ibu BAB 2 x setelah lahir
8. Keadaan bayi
a. Bayi sering menangis
b. Berat badan bayi berkurang 2 ons setelah lahir
c. Kulit bayi kriput
d. Bayi minum susu formula selama ibu mengalami
depresi
Assasment :
1. Depresi post partum
2. Penyuluhan tentang nutrisi
yang dibutuhkan ibu menyusui
3. Penyuluhan tentang personal
hygiene
Planning :
1. Observasi
keadaan umum ibu dan TTV ibu
2. Latihan
terapi dengan konseling bidan ke ibu, dan dengan tujuan ibu mau menerima
bayinya
3. Jelaskan
bagaimana nutrisi yang seharusnya diperoleh ibu menyusui
4. Jelaskan
tetan kebersihan diri, agar nyaman dan sehat dengan mandi 2x sehari, mencuci
rambut dan membersihakan payudara
5. Ajarkan
ibu untuk melakukan yang telah dianjurkan oleh bidan
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Masa nifas merupakan masa yang paling
kritis dalam kehidupan ibu dan bayi, diperkirakan 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam
24 jam pertama. Dengan pemantauan dan asuhan yang dilakukan pada ibu dan bayi
pada masa nifas diharapkan dapat mencegah atau bahkan menurunkan angka kematian
ibu dan angka kematian bayi.
Depresi pascapersalinan dialami oleh
34% ibu, biasanya timbul pada minggu-minggu atau bulan-bulan pertama setelah
melahirkan dan menetap selama 1 tahun atau lebih. Depresi bukan satu-satunya
gejala utama, meskipun hal itu biasanya tampak jelas. Gejala lain antara lain
rasa kelelahan, mudah tersinggung, mudah menangis, tingkat energi dan
motivasinya rendah, rasa tidak berdaya, tidak mempunyai harapan, kehilangan
libido dan nafsu makan, serta gangguan tidur. Dapat pula mengalami sakit
kepala, asma, sakit punggung, keputihan, dan sakit perut. Gejala juga termasuk
pikiran terobsesi, takut mencederai bayinya atau dirinya sendiri, pikiran bunuh
diri, dan depersonalisasi.
Depresi pascasalin dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain
a. Biologis.
b. Karakteristik ibu, yang
meliputi :
v Faktor umur.
v Faktor pengalaman.
v Faktor pendidikan.
v Faktor selama proses
persalinan.
v Faktor dukungan sosial.
Depresi postpartum mempunyai karakteristik yang spesifik
antara lain :
a. Mimpi buruk.
b. Insomnia.
c. Fobia.
d. Kecemasan.
e. Meningkatnya sensitivitas.
f.
Perubahan
mood.
Merawat
depresi
a. Terapi Obat
b. Terapi
Hormon
c. Dukungan
Medis
d. Pemulihan
e. Strategi
pencegahan
DAFTAR PUSTAKA
Reece, EA. And Hobbins, JC.
Clinical Obstetrics The Fetus and Mother. 3rd ed. Blackwell
Publishing. Massachussetts. USA. 2007. p. 1022 – 6
Cockburn J. and Pawson, ME.
(eds). Psychological Challenges in Obstetrics and Gynecology The Clinical Management.
Springer-Verlag. London. 2007. p. 141 – 56
Anonym. Postpartum
Depression. Available http://www. Wikipedia.com accesed on Mar 4th 2011.
Sadock, BJ and Sadock VA.
Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry Behavioral Science Clinical
Chemistry 10th ed. Lippincott Williams & Wilkins. New York.
2007. p. 864 – 7
Gill, D. Hughes’ outline of
Modern Psychiatry 5th ed. John Wiley and Sons, Ltd. England.
2007. p. 222 – 5
Hendrick, V.(ed).
Psychiatric Disorders in Pregnancy and the Postpartum Principles and treatment.
Humana Press. Totowa. New Jersey. 2006. p . 41 – 67
Gelder,MG. Lopez, JL. Jr,
Inol. Andreasen, N. New Oxford Textbook of Psychiatry. Oxford University Press.
USA. 2000.